Jumat 29 Oct 2021 19:02 WIB

Tekad Pelajar Perempuan Afghanistan Terus Belajar

Taliban membatasi akses pelajar perempuan untuk belajar.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Pelajar putri Afghanistan
Foto:

CEO dan pendiri CTI, Fereshteh Forough menciptakan ruang kelas virtual terenkripsi, dan mengunggah materi pembelajaran secara daring. Selain itu, dia juga memberikan laptop dan paket internet kepada sekitar 100 muridnya, termasuk Muhammadi. CTI memiliki berbagai macam program pembelajaran, mulai dari bahasa Inggris, desain grafis, dan pengembangan aplikasi seluler.

“Anda dapat terkunci di rumah (dan) menjelajahi dunia maya tanpa ragu-ragu, tanpa khawatir tentang batas-batas geografis. Itulah indahnya teknologi,” ujar Forough.

Taliban melarang anak perempuan mengenyam pendidikan, ketika mereka menguasai Afghanistan sekitar 20 tahun lalu. Setelah Taliban digulingkan pada 2001, jumlah partisipasi murid di sekolah meningkat pesat. Menurut UNICEF, lebih dari 3,6 juta anak perempuan terdaftar di sekolah pada 2018.

Selain itu, jumlah yang melanjutkan ke perguruan tinggi juga melonjak yakni mencapai puluhan ribu. Hampir enam persen perempuan Afghanistan mengakses pendidikan tinggi pada 2020. Jumlah tersebut naik dari 1,8 persen pada 2011.

Meskipun demikian, Afghanistan memiliki salah satu kesenjangan gender pendidikan terbesar di dunia. UNICEF mengatakan, anak perempuan menyumbang 60 persen dari 3,7 juta anak Afghanistan yang putus sekolah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement