Jumat 29 Oct 2021 19:02 WIB

Tekad Pelajar Perempuan Afghanistan Terus Belajar

Taliban membatasi akses pelajar perempuan untuk belajar.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Pelajar putri Afghanistan
Foto:

Kegagalan untuk mengizinkan anak perempuan mengenyam pendidikan telah menanggung biaya besar, termasuk kemiskinan, pernikahan anak, melahirkan anak dini, dan kurangnya pemahaman tentang hak dan kemampuan mereka untuk mengakses layanan dasar.

"Pendidikan memungkinkan mereka untuk menjaga kesehatan, memiliki suara yang lebih kuat dalam keluarga, mencegah kekerasan dalam rumah tangga  dan menjadi pencari nafkah. Kami tidak ingin menunggu. Kami ingin melanjutkan misi kami," ujar Forough.

Pakar digital khawatir bahwa kepemimpinan Taliban saat ini tidak dapat mempertahankan pasokan energi, jaringan komunikasi, dan infrastruktur teknologi karena kekurangan anggaran. Konsultan IT yang berbasis di Kabul, Mustafa Soltany, mengatakan, Taliban mungkin mulai mengintai dan menyensor komunikasi. Soltany mengatakan, tentara Taliban telah menggeledah ponsel orang-orang di pos pemeriksaan. 

“Taliban kemungkinan besar akan memberlakukan pembatasan ketat, pemantauan, dan bahkan mata-mata di arena digital di mana mereka dapat memburu para pembangkang, serta kritikus,” kata Soltany.

Pendiri kelompok nirlaba LEARN, Pashtana Zalmai Khan Durrani, mengatakan, dia tidak khawatir jika suatu hari nanti Taliban memberlakukan pembatasan komunikasi dan jaringan internet. Dia bekerja dengan perusahaan keuangan dan teknologi Amerika Serikat (AS) untuk meluncurkan internet satelit, agar menghindari pembatasan Taliban.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement