Jumat 12 Nov 2021 19:19 WIB

Siapakah Sosok Orang Jahil yang Disebut dalam Alquran?

Alquran dalam Surah Al-A'raf ayat 199 menyebut sosok jahil.

Rep: Umar Mukhtar, Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto:

Syekh Burhanuddin Ibrahim Az-Zarnuji Al-Hanafi, dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, menjelaskan, seseorang yang menuntut ilmu harus bertujuan mengharap ridha Allah, mencari kebahagiaan di akhirat, menghilangkan kebodohan baik dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, menghidupkan agama, dan melestarikan Islam. 

"Karena Islam itu dapat lestari kalau pemeluknya berilmu. Zuhud dan takwa tidak sah tanpa disertai ilmu," kata dia.

Syekh Az-Zarnuji juga menukil perkataan ulama dalam sebuah syair: "Orang alim yang durhaka bahayanya besar, tetapi orang bodoh yang tekun beribadah justru lebih besar bahayanya dibandingkan orang alim tadi. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, dan tidak layak dijadikan panutan."

Sikap 

Islam mengajarkan tentang bagaimana berperilaku baik kepada sesama manusia. Namun bagaimana jika seorang Muslim dihadapkan pada seorang yang bodoh? Dan bagaimana sebaiknya sikap kita kepada orang bodoh tersebut?

Alquran dalam Surah Al-A'raf ayat 199 menjelaskan bagaimana cara seorang Muslim berakhlak mulia kepada sesama manusia. Allah SWT berfirman, "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS Al-A'raf ayat 199)

Kitab-kitab tafsir menyebutkan, ayat tersebut merupakan kumpulan dari akhlak yang mulia. Perbuatan mulia pertama yang disebut dalam ayat itu ialah menjadi orang yang pemaaf, dan bukan menjadi orang yang sering mengucapkan terima kasih.

Sebab, memaafkan adalah sesuatu yang melebihi dari yang dibutuhkan. Perbuatan selanjutnya yang disebut dalam ayat tersebut ialah mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan yang makruf atau baik. Berbuat baik adalah perkara yang sebetulnya sudah diketahui banyak orang dan ini kaitannya dengan sesuatu benar atau salah.

Berikutnya, yang disebut dalam ayat itu yakni 'jangan pedulikan orang-orang bodoh'. Dalam hidup bermasyarakat, tentu ada saja orang-orang yang termasuk kategori tersebut. Ketika kita ingin menasehatinya atau mengajaknya pada kebaikan, niat baik kita biasanya malah dimentahkan.

photo
Tanda Orang Riya dan Bodoh Beragama - (Republika.co.id)

"Jauhi orang bodoh, karena orang bodoh hanya menjadi pengganggu manusia lainnya, dan kita tidak bisa membantunya," demikian penjelasan laman Elbalad atas ayat 199 Surah Al-A'raf.

Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah menjelaskan, bila ingin mencari sahabat yang bisa tolong-menolong dalam menuntut ilmu, urusan agama dan dunia. Maka perhatikan lima syaratnya.

Salah satu syaratnya, bersahabat dengan orang yang berakal karena tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang bodoh. Sebab akibatnya akan membawa pada permusuhan dan dan menyakitkan hati. Musuh yang berakal lebih baik daripada sahabat yang bodoh.

T

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement