Jumat 19 Nov 2021 03:04 WIB

Universitas di AS ini Kaji Manuskrip Omar bin Said

Omar bin Said, seorang sarjana Islam yang diperbudak pada abad ke-19.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Budak Muslim di AS
Foto:

Ernst mengatakan, rincian biografi kehidupan Omar bin Said agak terpisah-pisah meskipun Omar meninggalkan otobiografi tipis dan menjadi subjek liputan surat kabar selama masa hidupnya. Foto ambrotipe Omar bin Said, dari Koleksi Ambrotipe di Arsip Fotografi Koleksi North Carolina.

Para ahli sepakat bahwa Omar bin Said belajar Islam selama 25 tahun di seminari-seminari di tempat yang sekarang menjadi Senegal. Menurut Ernst, tulisan-tulisan Said mengungkapkan keakraban yang mendalam dengan puisi Arab, literatur teologi Islam, hukum, dan tata bahasa, di samping mata pelajaran lainnya.

Omar bin Said diculik, dibawa melintasi Atlantik, dan dijual sebagai budak di Amerika Serikat pada tahun 1807. Dia akhirnya diperbudak oleh James Owen, seorang politisi dan pemilik perkebunan di timur Carolina Utara. Namun fakta lain dari kehidupan Said telah terdistorsi oleh catatan sejarah. 

Laporan surat kabar kontemporer menurunkan narasi yang sekarang ditolak oleh para sarjana. Kisah-kisah itu menegaskan bahwa Omar tidak memiliki keinginan untuk kembali ke Afrika setelah penculikannya, bahwa dia puas dengan status budaknya dan bahwa dia masuk Kristen.

Bagian-bagian kitab yang diterjemahkan Omar bin Said dalam bahasa Arab pernah diajukan sebagai bukti pertobatannya. "Narasi ini dirancang sebagai pembelaan terhadap perbudakan. Ini salah. Kita tahu bahwa dalam dokumen pertamanya yang dia tulis pada tahun 1819 dia meminta untuk kembali ke Afrika. Dan pernyataan berulang bahwa dia tidak pernah ingin melakukannya jelas salah. Jadi, yang kita hadapi adalah situasi di mana orang ingin mengambil alih kisah hidupnya dan menggunakannya untuk membela perbudakan," kata Ernst.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement