Ahad 21 Nov 2021 16:39 WIB

Kupu-Kupu di Eropa Terancam Punah

Ada dua penyebab populasi kupu-kupu alami penurunan populasi,

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
Kupu-kupu
Foto: exposureguide.com
Kupu-kupu

IHRAM.CO.ID, CASTELLO D'EMPURIES -- Ahli biologi Constanti Stefanescu punya kebiasaan unik. Setiap minggu selama 25 musim panas terakhir, Stefanescu menghitung kupu-kupu di Cataalonia.

Pada hari yang terik matahari Juli lalu, di dekat Pegunungan Pyrenees menghadap Laut Mediterania, dia melangkah ke tempat yang dulunya merupakan padang rumput paling kaya kupu-kupu dan kini semua berubah.

Baca Juga

Pada tahun-tahun awal, Stefanescu dapat dengan mudah menghitung 50 atau 60 kupu-kupu biru bertatahkan perak di tempat itu. Padang rumput itu begitu ramah karena dipelihara oleh seorang petani yang melakukan hal-hal dengan cara kuno, memotong ladang hanya sekali atau dua kali setahun dan menggunakan jerami untuk memberi makan hewan-hewannya selama musim dingin. 

Tapi beberapa tahun setelah Stefanescu mulai memantau kupu-kupu di tempat itu, petani yang sebelumnya memelihara meninggalkan ladangnya. Segera, semak berduri mendominasi, lalu datang semak-semak, dan akhirnya sebuah hutan muncul. Beberapa spesies kupu-kupu yang beradaptasi dengan hutan tiba. Keragaman yang kaya yang pernah dihitung Stefanescu telah hilang.

"Jika saya melihat catatan dari 25 tahun yang lalu, itu mengejutkan,” kata Stefanescu yang menjalankan Catalan Butterfly Monitoring Scheme, yang melacak populasi kupu-kupu di lebih dari 140 lokasi, dengan bantuan puluhan ilmuwan warga.

Sekitar 90 persen spesies kupu-kupu Catalonia hidup di ruang terbuka dan tumbuh subur di padang rumput yang kaya akan bunga, seperti di sebagian besar wilayah dengan iklim sedang. Hanya saja, di seluruh Eropa, kupu-kupu ini mengalami penurunan yang sangat besar. 

Menurut salah satu indeks Uni Eropa yang paling komprehensif, kelimpahan kupu-kupu padang rumput turun 39 persen antara 1990 hingga 2017. Catalonia adalah contoh ekstrem dari gelombang hilangnya keanekaragaman hayati di seluruh benua ini. Selama 25 tahun terakhir, populasi padang rumput yang paling umum telah menurun di sini sebesar 71 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement