Bangunan senilai 3 juta dolar AS ini dibangun di atas sebidang tanah seluas sekitar 5,8 hektare dan berukuran sekitar 7.000 kaki persegi. Dana untuk proyek tersebut dikumpulkan dari sumber daya masyarakat selama enam tahun terakhir.
"Tuhan berjanji dalam Alquran, bahwa setelah setiap kesulitan ada kemudahan, dan ini adalah contoh sempurna di depan Anda. Tantangan yang kami lalui dan perjuangan yang kami miliki, dan Dia mengizinkan kami untuk memiliki masjid di Solon," ujar Malik.
"Dan Dia bahkan lebih berbelas kasih bahwa kita memiliki begitu banyak teman seperti dirimu yang selalu berdiri di belakang kita dan untuk kita pada saat dibutuhkan. Kami ingin berterima kasih, dengan semua tantangan yang kami miliki, Dewan Kota yang berdiri di belakang kami dan tahu apa yang kami kejar."
Wali Kota Solon, Ed Kraus, mengingat pertemuan dewan pertamanya setelah terpilih sebagai walikota empat tahun lalu. Itu terjadi pada Desember 2017, dan dia telah menjabat di dewan selama 16 tahun sebelumnya.
"(Dewan) baru-baru ini menyetujui banyak variasi untuk bangunan ini, seperti yang kami lakukan untuk lembaga keagamaan mana pun. Saya berada di kantor saya sebelum rapat dewan, sekitar pukul 6 sore, dan saya mendapat telepon dari (Dewan Lingkungan 3) Jeremy Zelwin, yang berada di ruang dewan," kata dia.
"Dia bertemu dengan sekelompok warga, dan mereka tidak terlalu senang. Mereka adalah orang-orang yang tinggal di daerah (Liberty Road) ini. Mereka menjelaskan kepada Jeremy mengapa mereka sangat marah karena tempat ini akan ada di sini," tambahnya.
Beberapa masalah yang diangkat oleh penduduk Muslim yang ingin membangun masjid kala itu, kata Kraus, adalah lalu lintas, kebisingan, menara masjid dan keamanan masyarakat.
"Saya ingat saya memiliki sedikit momen spiritual pada saat itu, berpikir bahwa Tuhan sedang melihat ke bawah dan berkata, 'Oke, Anda adalah walikota Yahudi pertama di kota ini, dan ini adalah masjid pertama, dan itu akan ada di kota Anda," ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
