Sidang Jum’at rahimakumullah…
Mengapa para manusia hebat tersebut rela mengesampingkan perasaan rindu dengan meninggalkan kampung halaman dan keluarga yang disayanginya? Rela mengeluarkan biaya tak sedikit? Rela menahan lapar dan dahaga? Bahkan rela menyabung nyawa demi merantau guna belajar ilmu agama? Jawabannya: karena jaminannya adalah surga!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ"
“Barang siapa meniti suatu jalan untuk belajar ilmu agama; maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Ajaibnya, merantau untuk belajar ilmu agama, ternyata bukan hanya bermanfaat secara ukhrawi saja. Namun juga memiliki segudang manfaat duniawi. Di antaranya:
Manfaat pertama: Menghilangkan kejenuhan
Imam Syafi’i rahimahullah berpetuah,
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءِ يُفْسِدُهُ إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
Air yang dibiarkan menggenang pasti akan rusak # Sebaliknya jika ia dibiarkan mengalir maka akan menjadi segar.
Alam semesta tidak selebar daun kelor. Islam membangkitkan kesadaran kita agar tidak menghabiskan waktu untuk molor. Banyak hal yang perlu digali. Sudah lama kita menjadi pengekor. Sekarang tiba saatnya kita menjadi pelopor.
Manfaat kedua: Memperluas wawasan
“Bagaikan katak dalam tempurung” itulah perumpaan orang yang sempit wawasannya. Hanya mengetahui apa yang ada di dalam rumahnya atau kampungnya. Namun bila merantau, maka ia akan memahami dunia luar, mempelajari banyak karakter manusia, mengerti adat istiadat beragam masyarakat, serta melatih diri beradaptasi secara cerdas dengan berbagai macam lingkungan baru.