Kamis 02 Dec 2021 23:23 WIB

Butuh Sinergi Agar Wakaf tak Sebatas Pidato dan Grafik

Mengoptimalkan potensi wakaf butuh sinergi.

Rep: Fuji Eka Permana, Umar Mukhtar, Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Inovasi Wakaf
Foto:

Pengamat ekonomi syariah Irfan Syauqi Beik menilai, pemberian manfaat wakaf kepada umat dan bangsa dirasa masih di bawah realisasi potensi wakaf. Untuk itu diperlukan perluasan dalam program wakaf produktif yang dijalankan. “Peningkatan proporsi wakaf produktif merupakan hal yang sangat mendesak dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata dia. 

Irfan menilai, guna menggenjot pemanfaatan wakaf untuk kesejahteraan umat dan bangsa maka kualifikasi dan kompetensi nazhir harus ditingkatkan. Kualitas pengelolaan dan pemanfaatan aset wakat dinilai sangat tergantung pada kualitas nazhir. “Nazhir harus dibekali dengan skill yang lengkap, mulai dari aspek manajemen, pengelolaan resiko, investasi, keuangan, dan lainnya. Intinya, kualitas nazhir harus ditingkatkan,” kata Irfan.

Terkait hal itu, pihaknya bersyukur bahwa Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang telah mendapat lisansi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk menyelenggarakan sertifikasi kompetensi nazhir. Di samping itu dia menilai, diperlukan juga penguatan dari sisi laporan program yang transparan, akuntabel, kredibel, dan dapat diakses oleh masyarakat. 

Hal tersebut, kata dia, bertujuan agar kepercayaan masyarakat dapat tumbuh pada institusi nazhir sehingga mereka dapat ikut berpartisipasi lebih aktif lagi khususnya dalam mengoptimalisasi potensi wakaf. Dia menjabarkan bahwa pemanfaatan wakaf di Indonesia sesungguhnya sudah berlangsung selama berabad-abad sejak Islam masuk di Indonesia.

Dominasi aset wakaf saat ini berada di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Sehingga yang perlu diperkuat saat ini, kata dia, adalah mengembangkan wakaf produktif yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan bisa memberi dampak secara makro. Baik pada sisi pembukaan lapangan kerja, penurunan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan. 

“Saat ini saya melihat pengembangan wakaf produktif semakin meningkat dari waktu ke waktu. Ini sesuatu yang sangat positif. Tinggal kita perbesar cakupan programnya, baik dari sisi jumlah, ukuran program dan jangkauan wilayah dan penerima manfaatnya,” ujar dia.

Irfan mengungkap, Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan beberapa lembaga wakaf sedang memperluas program wakaf produktif di bidang kesehatan, yakni melalui rencana pembangunan RS Wakaf di Bandung dan Semarang, melengkapi yang sudah ada di Banten. Pihaknya menambahkan, beberapa nazhir juga tengah mengembangkan sejumlah proyek wakaf produktif di bidang pertanian dan industri makanan dan restoran. BWI sebagai lembaga wakaf nasional juga telah memiliki katalog program wakaf.

Berdasarkan catatannya, terdapat 14 program dengan nilai total Rp 2,2 triliun. Hal itu sebagai upaya mendorong penguatan wakaf produktif tersebut. Menurut dia, semua upaya yang dilakukan itu adalah untuk memperkuat pengembangan wakaf pada jangka panjang.

 

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement