Selasa 07 Dec 2021 22:00 WIB

Soal Ukraina, AS Ancam Rusia dengan Sanksi Ekonomi

Amerika Serikat (AS) merespons situasi konflik Rusia-Ukraina.

Rep: Dwina Agustin, Fergi Nadira/ Red: Agung Sasongko
 Seorang pria berjalan melewati patung lilin yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dipajang di pameran patung lilin di St. Petersburg, Rusia, Senin, 6 Desember 2021. Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berbicara dalam sebuah video panggilan Selasa sebagai ketegangan antara AS dan Rusia meningkat atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dilihat sebagai tanda invasi potensial.
Foto:

Rusia hampir membekukan kontak langsung dengan pemerintah Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelenskiy. Kiev dituduh mempersiapkan serangannya sendiri terhadap wilayah tenggara Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan dukungan Rusia. Ukraina membantah keras klaim tersebut.

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, pekan lalu mengatakan Rusia memiliki sekitar 94.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Mungkin Rusia sedang mempersiapkan serangan yang dimulai pada akhir Januari.

Para pejabat AS telah memberikan perkiraan serupa tentang jumlah pasukan Rusia dan garis waktu potensial untuk serangan. Terlebih lagi Putin meningkatkan retorikanya tentang Barat yang melintasi garis merah Rusia dalam hal memberikan dukungan militer kepada pemerintah Ukraina. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan, dalam pembicaraan tersebut, Putin siap mendengarkan kekhawatiran Biden terkait Ukraina. Namun Peskov menyesali kecenderungan Washington yang dapat diprediksi, yakni penggunaan sanksi. “Tidak perlu mengharapkan terobosan dari pembicaraan ini. Ini adalah pembicaraan pekerjaan pada periode yang sangat sulit,” kata Peskov.

 

Kendati demikian, mengingat ketegangan yang saat ini sedang berlangsung, Peskov menilai pembicaraan tingkat tinggi memang perlu dilakukan. “Eskalasi ketegangan di Eropa di luar skala, ini luar biasa, dan membutuhkan diskusi pribadi di tingkat tertinggi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement