Selasa 14 Dec 2021 22:30 WIB

UEA Sambut Kunjungan PM Israel, Iran Keluarkan Sikap

PM Israel berkunjung ke UEA bahas nuklir Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
UEA Sambut Kunjungan PM Israel, Iran Keluarkan Sikap. Foto: Sebuah pesawat flydubai perusahaan UEA mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv, Israel, 01 Desember 2020. Media melaporkan bahwa ribuan orang Israel telah mengunjungi Dubai untuk tujuan liburan.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
UEA Sambut Kunjungan PM Israel, Iran Keluarkan Sikap. Foto: Sebuah pesawat flydubai perusahaan UEA mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv, Israel, 01 Desember 2020. Media melaporkan bahwa ribuan orang Israel telah mengunjungi Dubai untuk tujuan liburan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran mengkritik keras Uni Emirat Arab (UEA) karena menjamu kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Teheran menegaskan, itu merupakan pengkhianatan terhadap Palestina dan akan selalu diingat.

“Penerimaan perdana menteri dari rezim yang tidak sah, yang menjadi penyebab ketidakamanan, ketegangan serta hasutan perang di negara-negara Arab dan Islam selama lebih dari 70 tahun, akan dicatat dalam memori sejarah rakyat Palestina, rakyat di kawasan dan semua pejuang kemerdekaan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada Senin (13/12), dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).

Baca Juga

Khatibzadeh kembali menekankan, Iran menentang normalisasi hubungan dengan Israel. Dia mengatakan, perjuangan harus dilanjutkan untuk pembebasan Yerusalem. “Rezim pendudukan Quds (Yerusalem) adalah musuh pertama dunia Islam dan negara-negara Arab, dan tidak ada tindakan ke arah normalisasi yang dapat mencapai cita-cita luhur (negara) Palestina,” ucapnya.

Naftali Bennett melakukan kunjungan dua hari ke UEA pada Ahad-Senin lalu. Ia menjadi perdana menteri Israel pertama yang melaksanakan lawatan resmi ke Abu Dhabi. Pada kesempatan itu, Bennett bertemu dengan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Bennett mengungkapkan, sejak melakukan normalisasi diplomatik dengan UEA tahun lalu, hubungan bilateral kedua negara kian erat. Dia berharap kerja sama bisa diperkuat lagi. “Hubungan kedua negara telah menguat di segala bidang, dan saya sangat puas dengan hal itu. Banyak perjanjian kerja sama yang dibuat di bidang perdagangan, penelitian dan pengembangan, keamanan siber, kesehatan, pendidikan, penerbangan dan lainnya,” kata Bennett dalam sebuah wawancara dengan kantor berita resmi UEA, Emirates News Agency (WAM), Senin lalu.

Menurutnya, kerja sama Israel-UEA memberikan peluang ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Tidak hanya bagi kami, tapi untuk lebih banyak negara, yang merupakan elemen lain untuk meningkatkan stabilitas serta kemakmuran di kawasan ini,” ujarnya.

Sebagai pemimpin pertama Israel yang melakukan kunjungan resmi ke UEA, Bennett mengaku sangat menghargai sambutan hangat dan luar biasa untuknya. “Pesan yang ingin saya sampaikan kepada para pemimpin UEA dan warga Emirat adalah kemitraan serta persahabatan yang saling menguntungkan itu wajar. Kita adalah tetangga dan sepupu. Kita adalah cucu Nabi Ibrahim,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement