Rabu 22 Dec 2021 18:45 WIB

Harapan Muhammadiyah dari Muktamar NU

Muhammadiyah harap muktamar NU sukses.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Harapan Muhammadiyah dari Muktamar NU. Foto: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sambutan saat peresmian Masjid At-Taqwa dan Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta, Sabtu (20/11). Kegiatan ini sekaligus untuk meramaikan momentum milad Muhammadiyah ke-109.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Harapan Muhammadiyah dari Muktamar NU. Foto: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sambutan saat peresmian Masjid At-Taqwa dan Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta, Sabtu (20/11). Kegiatan ini sekaligus untuk meramaikan momentum milad Muhammadiyah ke-109.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA—Pergelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) resmi dimulai pada Rabu (22/12) pagi tadi. Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan selamat atas terlaksananya pembukaan acara tahunan yang sempat beberapa kali tertunda itu 

"Semoga Muktamar dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sukses yang menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi kemajuan dan kemaslahatan NU, umat,  bangsa, dan kemanusiaan di ranah global," tutur Haedar dalam pernyataan yang diterima Republika, Rabu (22/12). 

Baca Juga

Mantan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah itu meyakini, sejalan dengan tema mukhtamar kali ini yaitu Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia, NU dapat semakin maju, mandiri dan menebar kedamaian di tengah dinamika kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan yang semakin kompleks.

"NU bersama Muhammadiyah dan organisasi keagamaan lain yang lahir sebelum kemerdekaan telah membuktikan diri sebagai gerakan keislaman yang berjuang untuk Indonesia merdeka serta membangun Indonesia dengan pengkhidmatan tinggi yang menyatukan keislaman dan kebangsaan secara integratif," tutur Haedar. 

"Kedua ormas terbesar ini hadir sebagai representasi Islam moderat yang menampilkan wasathiyah Islam yang rahmatan lil'alamin," ujarnya menambahkan.

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengatakan, baik NU maupun Muhammadiyah, keduanya merupakan pilar penyatu bangsa dalam spirit Bhineka Tunggal Ika sekaligus mewakili karakter kebangsaan Indonesia yang religius dan moderat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila, agama, dan kebudayaan bangsa. 

"Tantangannya adalah bagaimana ke depannya kedua ormas Islam moderat tersebut mampu menjadi kekuatan yang berada di garda depan dalam membawa Indonesia berkemajuan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju sesuai jatidirinya yang dilandasi tiga nilai utama tersebut," pungkas Haedar.

Sementara itu, dalam Muktamar yang digelar selama dua hari ini, nahdliyin akan memilih rais aam dan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2021-2026. Ketua Komite Pengarah (SC) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 Muhammad Nuh menjelaskan, pemilihan Rais Aam PBNU akan menggunakan model ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau musyawarah mufakat, AHWA ini akan diisi sembilan nama ulama yang diusulkan oleh 505 pengurus cabang dan 35 Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Indonesia.

“Dari nama-nama yang diusulkan tersebut kemudian diseleksi lagi menjadi sembilan nama terbaik. Sembilan nama yang terpilih itulah yang nantinya akan memilih Rais Aam PBNU,” ujar Nuh. 

Sedangkan dalam pemilihan Ketua Umum PBNU akan menggunakan model voting atau pemungutan suara. Menurut dia, peserta Muktamar yang diutus oleh pengurus cabang dan wilayah nantinya boleh mengusulkan nama calon. 

"Setiap utusan yang jumlahnya sekitar 600-an itu mengusulkan nama calon. Siapa saja boleh diusulkan, tapi hanya satu yang diusulkan," ujar Nuh. 

Dia mengatakan, dari nama-nama yang diusulkan tersebut harus mendapatkan minimal 99 suara untuk maju pada babak pemilihan berikutnya. Kandidat yang memenuhi kuota minimal suara tersebut kemudian diajukan ke Rais Aam PBNU yang terpilih untuk mendapatkan restu, serta melakukan musyawarah. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement