Rabu 29 Dec 2021 13:18 WIB

Direktur CDC Sebut Gejala Omicron Ringan untuk Penerima Vaksin

Lebih dari 40 orang terinfeksi omicron di AS, sebagian menunjukkan gejala ringan.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky menyatakan lebih dari 40 orang di AS telah ditemukan terinfeksi varian omicron sejauh ini, Rabu (29/12). Lebih dari tiga perempat dari mereka telah divaksinasi dengan hampir semua dari mereka hanya sakit ringan.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky menyatakan lebih dari 40 orang di AS telah ditemukan terinfeksi varian omicron sejauh ini, Rabu (29/12). Lebih dari tiga perempat dari mereka telah divaksinasi dengan hampir semua dari mereka hanya sakit ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky menyatakan lebih dari 40 orang di AS telah ditemukan terinfeksi varian omicron sejauh ini, Rabu (29/12). Lebih dari tiga perempat dari mereka telah divaksinasi dengan hampir semua dari mereka hanya sakit ringan.

Walensky mengatakan datanya sangat terbatas dan CDC sedang mengerjakan analisis yang lebih rinci tentang bentuk mutan baru dari virus corona di AS. "Apa yang umumnya kita ketahui adalah semakin banyak mutasi yang dimiliki suatu varian, semakin tinggi tingkat kekebalan yang Anda butuhkan. Kami ingin memastikan bahwa kami meningkatkan kekebalan semua orang. Dan itulah yang memotivasi keputusan untuk memperluas panduan kami," katanya merujuk pada persetujuan booster baru-baru ini untuk semua orang dewasa.

Baca Juga

Menurut Walensky, penyakitnya ringan di hampir semua kasus yang terlihat sejauh ini. Gejala yang dilaporkan terutama batuk, pilek, dan kelelahan. Satu orang dirawat di rumah sakit, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan.

Beberapa kasus dapat menjadi semakin parah seiring dengan waktu. Walensky mencatat bahwa data tersebut merupakan gambaran awal dan pertama dari infeksi omicron AS. Gejala awal dari salah satu dari 40 atau lebih kasus pertama adalah 15 November.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, varian omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan bulan lalu dan sejak itu dilaporkan di 57 negara. Kasus AS pertama dilaporkan pada 1 Desember, hingga Rabu sore, CDC telah mencatat 43 kasus di 19 negara bagian. Sebagian besar adalah orang dewasa muda. Sekitar sepertiga dari pasien tersebut telah melakukan perjalanan internasional.

Lebih dari tiga perempat dari pasien tersebut telah divaksinasi dan sepertiga memiliki booster. Booster membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mencapai efek penuh dan beberapa pasien telah menerima suntikan terbaru mereka dalam periode itu.

Kurang dari 1 persen dari kasus Covid-19 AS yang diurutkan secara genetik minggu lalu adalah varian omicron. Sedangkan varian delta menyumbang lebih dari 99 persen.

Para ilmuwan mencoba untuk lebih memahami betapa mudahnya varian baru itu menyebar. Pejabat Inggris mengatakan pada Rabu bahwa mereka berpikir varian omicron dapat menjadi versi dominan dari virus corona di Inggris dalam waktu satu bulan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement