Hingga saat ini, total sembilan klaster haji umrah yang teridentifikasi, lima di antaranya terkonfirmasi sebagai kasus indeks varian Omicron. Menurut Khairy, hampir 100 persen kepastian bahwa kasus yang ditandai sebagai dugaan Omicron dari tes RT-PCR akan dikonfirmasi sebagai varian baru dari sekuensing genom.
“Seperti yang Anda lihat, itu telah menyebar di antara kontak dekat. Kami belum tahu sejauh mana hasil sebaran masyarakat,” kata Khairy.
Dia mengatakan bahwa orang yang kembali ke luar negeri yang terinfeksi telah gagal mengikuti aturan karantina rumah, alih-alih menjaga diri mereka terisolasi, mereka mengunjungi anggota keluarga atau tetangga, sehingga membuat orang lain terpapar virus.
Dia menjelaskan bahwa jemaah haji yang kembali bisa saja terinfeksi sebelum meninggalkan Arab Saudi tetapi dites negatif selama masa inkubasi virus. “Jumlah jemaah haji yang tiba, antara 800 hingga 1.000 setiap hari (menggunakan empat penerbangan khusus), juga meningkatkan risiko impor Covid-19 dan varian Omicron-nya ke negara itu,” kata Khairy.
Dia mengatakan beberapa instansi yang bertanggung jawab atas manajemen umroh mengadakan pertemuan kemarin yang dipimpin oleh Menteri Senior Pertahanan Datuk Seri Hishammuddin Husssein dan memutuskan penangguhan tersebut.
“Saya harus menjalankan tugas saya berdasarkan data dan statistik yang telah disajikan. Tidak ada menteri Malaysia yang mau melakukan ini. Saya tahu betapa pentingnya ini, tidak ada menteri Muslim yang ingin menunda haji, tetapi ini masalah serius, ini hidup Anda, ”katanya.