Senin 10 Jan 2022 15:06 WIB

Hamas: Israel tak Punya Masa Depan di Tanah Palestina

Pemimpin Hamas mengatakan Israel tak akan memiliki masa depan di tanah Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil posisi untuk mengamankan rekan-rekannya yang berbaris di sepanjang jalan utama kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza tengah, Kamis, 28 Oktober 2021. Pemimpin Hamas mengatakan Israel tak akan memiliki masa depan di tanah Palestina.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil posisi untuk mengamankan rekan-rekannya yang berbaris di sepanjang jalan utama kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza tengah, Kamis, 28 Oktober 2021. Pemimpin Hamas mengatakan Israel tak akan memiliki masa depan di tanah Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan Israel tak akan memiliki masa depan di tanah Palestina. Dia menegaskan komitmen Hamas untuk tetap melawan pendudukan Zionis.

“Musuh tidak memiliki masa depan di tanah Palestina karena Palestina akan tetap hidup dalam hati nurani rakyat dan bangsa Islam,” ujar Haniyeh dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah pada Ahad (9/1/2022).

Baca Juga

Dia menggambarkan Hamas sebagai gerakan pembebasan nasional. Haniyeh menjelaskan, sebagai kelompok perlawanan, masuknya Hamas ke “permainan” politik dan pemilu parlemen dimaksudkan untuk memastikan pengaruh, perlindungan aktivitas pertempuran melawan Israel, serta pelestarian prinsip-prinsip nasional.

“(Hamas adalah) gerakan pembebasan nasional yang menghormati mereka yang percaya pada persatuan nasional dan bergantung pada konsep kemitraan, di mana semua organisasi berpartisipasi dalam permainan politik dan pertempuran,” kata Haniyeh.

Pada Desember tahun lalu, Hamas berjanji membangun kemampuan pertahanan dan kekuatan militernya untuk menghadapi Israel. Mereka mengatakan tak akan tinggal diam menyaksikan Israel terus mencaplok wilayah Palestina, termasuk menggencarkan kampanye Yudaisasi di Yerusalem.

“Pilihan perlawanan komprehensif, terutama perjuangan bersenjata dan pemberontakan rakyat melawan pendudukan, adalah cara optimal untuk mengekstraksi hak-hak Palestina yang dirampas, membebaskan tanah, membela rakyat Palestina serta mengekang agresi dan kejahatan Israel,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan dalam peringatan 13 tahun perang 2008-2009 di Jalur Gaza, dikutip laman Fars News Agency, 28 Desember 2021.

Hamas meminta masyarakat internasional menuntut pertanggungjawaban Israel atas kejahatan yang dilakukannya terhadap Palestina. “Kejahatan pendudukan terhadap rakyat Palestina, tanah mereka, dan tempat-tempat suci mereka tidak akan berkurang dengan resolusi. Para pelakunya akan diadili sebagai penjahat perang cepat atau lambat,” ujar Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement