Kamis 13 Jan 2022 14:37 WIB

Biadab, Lansia 80 Tahun Palestina Wafat Dipukuli dan Diseret Tentara Israel

Dia meninggal saat ditahan oleh pasukan Israel di sebuah rumah yang ditinggalkan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Israel menembakkan gas air mata ke warga Palestina selama bentrokan di desa Burqa dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 Desember 2021. Bentrokan meletus setelah pemukim Israel tiba untuk memprotes di dekat desa tempat seorang pemukim dibunuh pekan lalu oleh warga Palestina. Biadab, Lansia 80 Tahun Palestina Wafat Dipukuli dan Diseret Tentara Israel
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Tentara Israel menembakkan gas air mata ke warga Palestina selama bentrokan di desa Burqa dekat kota Nablus, Tepi Barat, 23 Desember 2021. Bentrokan meletus setelah pemukim Israel tiba untuk memprotes di dekat desa tempat seorang pemukim dibunuh pekan lalu oleh warga Palestina. Biadab, Lansia 80 Tahun Palestina Wafat Dipukuli dan Diseret Tentara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pria lanjut usia (lansia) Palestina berusia 80 tahun ditemukan tewas di Desa yang diduduki Israel di Tepi Barat Jiljeliyeh, Utara Ramallah, Rabu (12/1). Menurut penduduk setempat, dia meninggal saat ditahan oleh pasukan Israel di sebuah rumah yang ditinggalkan.

Dilansir dari The New Arab, Rabu (12/1/2022), Kementerian kesehatan Palestina mengidentifikasi penyebab kematiannya sebagai serangan jantung. Pria itu kemudian diidentifikasi sebagai Omar Abdel Majid Asaad, seorang warga Palestina berusia 80 tahun yang tinggal di desa bersama istrinya.

Baca Juga

“Dia memiliki masalah jantung, di mana dia telah menjalani operasi di masa lalu, dan dia tidak dapat menggerakkan fisiknya dengan baik," kata Wali Kota Jiljeliyeh Fouad Qattoum mengatakan kepada The New Arab.

“Asaad sedang pulang dari rumah seorang teman lama yang biasa bercengkrama dengannya sampai larut malam. Menurut kamera keamanan di daerah itu, tentara Israel memaksanya keluar dari mobil, memukulinya, memborgolnya dan menyeretnya sejauh 200 meter, ke lokasi dia ditemukan," tambahnya. 

 

“Omar Asaad sudah tua dan memiliki masalah jantung dan tidak tega melihat kondisi dia ditemukan, duduk di lantai yang dingin dengan tangan terikat, tidak heran dia meninggal. Ini adalah kejahatan yang buruk," ujarnya. 

Asaad ditemukan oleh seorang petani lokal yang juga ditahan oleh pasukan Israel di tempat yang sama. “Saya perhatikan dia ada di sana secara tidak sengaja,” Muraweh Arouri (52 tahun) yang menemukan Asaad, mengatakan kepada The New Arab.

“Saya sedang mengemudi kembali ke desa saya dengan rekan kerja saya, ketika tentara memaksa kami keluar dari mobil dan membawa kami ke sebuah rumah kosong di mana kami duduk di lantai. Kemudian saya melihat seorang tentara berlutut di samping sesuatu dan memeriksanya dengan cermat. Dia kemudian memanggil tentara lain dan mereka berdua membisikkan sesuatu, lalu bangkit dan pergi tanpa berkata apa-apa," tambahnya. 

“Asaad ditutupi dengan jaketnya sendiri. Saya melihat kakinya terlebih dahulu dan memberi tahu rekan kerja saya yang mengira saya berhalusinasi karena takut,” kata dia.

Saat ditemukan, korban disebutnya sudah tidak sadarkan diri. “Kami menarik jaket itu dan saya langsung mengenalinya. Dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan kawat plastik yang digunakan tentara Israel untuk memborgol tahanan dipotong di sampingnya. Kami mencoba mengguncangnya, tetapi dia tidak merespons, jadi kami memanggil dokter setempat," ujarnya. 

Media Israel melaporkan tentara Israel sedang menyelidiki sebuah laporan. Omar Asaad adalah orang Palestina ketiga yang dibunuh oleh pasukan atau pemukim Israel sejak awal tahun. Pada Kamis, pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina berusia 21 tahun dalam serangan malam di Nablus. Seorang pemukim Israel berlari dan membunuh seorang warga Palestina berusia 25 tahun di Barat Ramallah.

https://english.alaraby.co.uk/news/elderly-palestinian-dies-after-beating-israeli-forces

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement