Selasa 18 Jan 2022 17:55 WIB

Delapan Terobosan Baznas ke Depan

Terobosan pertama yang dilakukan Baznas yakni digitalisasi di semua sektor

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI KH. Noor Achmad mengatakan Baznas akan melakukan inovasi dengan delapan terobosan ke depannya.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI KH. Noor Achmad mengatakan Baznas akan melakukan inovasi dengan delapan terobosan ke depannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) akan melakukan inovasi dengan delapan terobosan ke depannya. Hal ini sebagai respons dari arahan Presiden RI, Joko Widodo.

"Kami menyimak betul arahan Bapak Presiden yang menegaskan Baznas harus banyak inovasi membuat terobosan-terobosan dalam pengelolaan zakat," kata Ketua Baznas RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, M.A, pada Selasa (18/1).

Baca Juga

Prof Noor menjelaskan, terobosan pertama yang akan dilakukan Baznas yakni, digitalisasi di semua sektor layanan, baik itu terkait dengan pengumpulan dan pendistribusian zakat, didukung oleh perencanaan yang sesuai dengan visi misi dan rencana strategis (renstra). Selain itu juga pengendalian dan evaluasi yang sesuai dengan transparan serta akuntabel, didukung dengan aplikasi digital untuk seluruh Baznas di Indonesia dengan sistem penyaluran mulai Baznas Pusat sampai daerah Kabupaten Kota.

"Kedua, Kami juga akan bekerja sama dengan semua Kementrian Lembaga khususnya dengan Mentri BUMN dan Perindustrian untuk perusahaan-perusahaan swasta. Ketiga, Melakukan literasi zakat yang lebih informatif tapi simpel untuk para muzaki dan calon muzaki yang didukung dengan kemudahan membayar zakat," ucap Noor.

Keempat, dalam beberapa bulan ke depan Baznas akan  melakukan kajian dan pemetaan yang lebih detail mengenai potensi zakat yang ada di bidang pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, perindustrian, pasar saham. Selain itu juga potensi zakat yang baru seperti youtuber, para startup dan operator aplikasi digital, khususnya yang beroperasi di Indonesia.

"Kelima, Kami akan bentuk Lembaga Pengelola Dana Abadi Untuk Pendidikan dan Bencana dengan mengumpulkan dana dari infak, sedekah, DSKL (Dana sosial keagamaan lainnya) dan CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan-perusahaan. Keenam, Melakukan peningkatan kerja sama dengan para lembaga-lembaga social funding khususnya luar negeri," kata prof Noor.

"Ketujuh, tentu untuk mendukung percepatan tersebut kami akan memperkuat SDM sesuai dengan kapasitas dan spesifikasinya masing-masing. Ke delapan, Kami juga terus kerjasama dengan dunia industri dan perguruan tinggi untuk menambah wawasan pengelolaan," lanjut Prof Noor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement