Senin 24 Jan 2022 01:48 WIB

Kasus Covid-19 Meningkat Jelang Olimpiade Beijing

Beijing dalam 2 pekan lagi akan menjadi tuan rumah olimpiade.

Relawan mengenakan masker wajah untuk membantu melindungi dari virus corona mengobrol satu sama lain di stan informasi untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing di Qianmen Street, tempat wisata populer di Beijing, Ahad 23 Januari 2022.
Foto: AP/Andy Wong
Relawan mengenakan masker wajah untuk membantu melindungi dari virus corona mengobrol satu sama lain di stan informasi untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing di Qianmen Street, tempat wisata populer di Beijing, Ahad 23 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Beijing memperkenalkan langkah-langkah baru untuk menahan wabah COVID-19 baru-baru ini. Ibu kota China itu terus melaporkan kasus baru kurang dari dua minggu sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.

Sembilan kasus yang ditularkan secara lokal ditemukan di Beijing pada 22 Januari. Enam di antaranya berada di Distrik Fengtai, menurut Komisi Kesehatan Nasional pada Ahad (23/1/2022).

Baca Juga

Fengtai akan menyelenggarakan tes asam nukleat untuk mendeteksi COVID-19 bagi semua penduduknya pada Ahad. Pihak berwenang telah meminta penduduk "daerah berisiko," termasuk lingkungan Fengtai, untuk tidak meninggalkan kota dan menghindari pertemuan massal.

Kota Beijing juga telah meminta penduduk untuk secara proaktif melakukan tes asam nukleat jika mereka merasakan gejala seperti COVID-19 dalam 14 hari setelah menerima kiriman dari luar negeri. Pihak berwenang mengatakan kasus pertama virus corona varian Omicron di Beijing bisa saja tiba melalui paket dari Kanada.

China Daratan melaporkan 56 kasus COVID-19 baru pada 22 Januari, atau turun dari 63 kasus sehari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional. Dari kasus baru, sebanyak 19 di antaranya ditularkan secara lokal, dibandingkan 23 kasus lokal sehari sebelumnya.

Jumlah kasus baru tanpa gejala, yang tidak diklasifikasikan China sebagai kasus yang dikonfirmasi, turun menjadi 34 dari 43. Tidak ada kematian baru, sehingga jumlah korban meninggal dunia tetap di angka 4.636.Pada 22 Januari, China daratan telah mengonfirmasi 105.603 kasus.

 
 

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement