Rabu 26 Jan 2022 19:01 WIB

Potensi Bahaya Guguran Awan Panas Merapi Bertambah

Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Potensi Bahaya Guguran Awan Panas Merapi Bertambah (ilustrasi).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Potensi Bahaya Guguran Awan Panas Merapi Bertambah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan pemutakhiran rekomendasi terkait status aktivitas siaga Gunung Merapi. Salah satunya tentang potensi bahaya jika terjadi guguran lava pijar atau awan panas yang bertambah jauh.

Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono mengatakan, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng maksimal tujuh kilometer.

Baca Juga

Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Merapi.

"Masyarakat agar tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya tersebut di atas dan mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," kata Eko, Rabu (26/1).

Atas perubahan ini, Badan Geologi merekomendasikan BNPB, Pemda DIY, Jawa Tengah, Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten menindaklanjuti perubahan potensi ancaman erupsi Merapi. Yang mana, terjadi saat ini dalam upaya-upaya mitigasi bencana.

"Termasuk, melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III," ujar Eko.

Gunung Merapi sendiri memasuki fase erupsi sejak 4 Januari 2021 ditandai dengan kemunculan kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan tengah kawah. Saat ini, fase sudah berlangsung lebih dari satu tahun dengan sifat erupsi efusif.

Berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan guguran lava dan awan panas. Rekomendasi bahaya terakhir ditetapkan pada 25 Juni 2021, yang mana daerah bahaya guguran lava dan awan panas berada di sektor selatan dan barat daya.

Pemutakhiran potensi bahaya terkini yang diberikan Badan Geologi bertambah jauh dari sebelumnya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak dan Bebeng sejauh maksimal lima kilometer. Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer.

Sektor tenggara turut meliputi Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Seiring dengan perkembangan aktivitas erupsi saat ini dan potensi bahayanya, maka perlu ada pemutakhiran rekomendasi bahaya kembali," kata Eko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement