Kamis 27 Jan 2022 19:25 WIB

Cerita Adaptasi Guru terhadap Teknologi pada Situasi Pandemi Covid-19 

Pandemi telah menyadarkan para guru untuk lebih melek teknologi.

Seorang guru sedang mengajar di kelas/ilustrasi
Seorang guru sedang mengajar di kelas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal, termasuk pada bidang pendidikan. Proses belajar mengajar sempat berlangsung secara daring selama hampir dua tahun.

Kini, sebagian sekolah telah kembali menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun pengalaman pandemi ini telah mengajarkan para guru, dan juga peserta didik serta orangtua, untuk bersikap adaptif terhadap penggunaan teknologi. Hadirnya teknologi meminimalisir learning loss yang dikhawatirkan banyak pihak saat sekolah harus ditutup. 

Para guru pun mengaku bersyukur bahwa pemerintah tak lepas tangan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, misalnya, turut memberikan bantuan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang dirasa sangat membantu. 

Adoniram Benmeten (32), seorang guru di SMPN 1 Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur mengatakan banyak hal dan pelajaran baru yang didapatkannya dan para guru selama masa pandemi Covid-19 hingga saat ini. Pandemi juga menyadarkan para guru untuk lebih melek teknologi. Apalagi, peserta didik yang ditangani adalah generasi yang akrab dan dekat dengan teknologi. Bantuan TIK yang didapatkan sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat membantu para guru.

Ketika proses pembelajaran harus berlangsung jarak jauh atau secara daring, para guru bisa memanfaatkan perangkat bantuan TIK dan beradaptasi dengan pola pengajaran yang selama ini belum pernah dilakukan. Mereka juga memanfaatkan berbagai aplikasi yang tersedia untuk memperlancar proses belajar mengajar. 

"Kami para guru sangat terbantu dengan adanya bantuan TIK ini, karena membantu banyak hal apalagi bekerja menggunakan akun belajar.id sangat sinkron. Perangkat yang diberikan sangat mendukung untuk berbagai aplikasi dalam proses belajar," kata Adoniram dalam siaran pers, Kamis (27/1).

Ia mencontohkan, ketika berlangsung kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), perangkat bantuan TIK dengan fitur-fiturnya juga memudahkan para siswa yang selama ini tidak terbiasa menggunakan laptop. "Sebanyak 15 perangkat bantuan TIK yang kami terima itu juga membantu kami dalam jumlah anak yang bisa masuk dalam satu sesi untuk ikut ANBK," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Muncul 1 dan SDN Muncul 3, Kota Tangerang, Tati Rochayati. Tati mengatakan, pihaknya juga mendapatkan bantuan perangkat TIK yang sangat membantu ketika pembelajaran berlangsung daring maupun kini setelah proses belajar mengajar kembali digelar luring.

Tati menyebutkan, sejak mendapatkan perangkat bantuan itu, para guru bisa melakukan eksplorasi untuk mencoba berbagai aplikasi yang ada di dalamnya. Selain itu, lebih melek teknologi. Bahkan, para guru menjadi semakin kreatif, salah satunya rutin membuat video pembelajaran dan membagikannya melalui media sosial.

Adoniram mengisahkan, saat proses belajar mengajar secara daring para guru sangat memanfaatkan perangkat bantuan TIK.

"Aplikasi yang sering kami gunakan itu Classroom, Slides, Meet, Sheet, dan Form. Misalnya, untuk membuat daftar nilai, daftar hadir, dan berita acara. Kami juga bisa memberikan komentar, masukan untuk para siswa secara langsung melalui aplikasi-aplikasi itu dalam proses belajar mengajar," papar Adoniram.

Menurut dia, penggunaan sejumlah aplikasi juga masih berlanjut hingga kini, saat proses pembelajaran sudah berlangsung secara luring.

"Sekarang kami jadi terbiasa, segala sesuatu terpusat memanfaatkan aplikasi misalnya Drive, jadi semua online. Tidak lagi menggunakan kertas. Nanti kepala sekolah langsung mengecek di Drive kalau harus ada perubahan," lanjutnya.

Dengan cara ini, kata Adoniram, proses komunikasi dan koordinasi lebih efisien, karena tidak perlu mencetak dokumen dan prosesnya lebih cepat.

Sementara itu, menurut Tati, ia bersama para guru SD di sekolahnya memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada pada perangkat bantuan TIK untuk mencari sumber pembelajaran. Selain itu, untuk urusan terkait administrasi guru, saat terfokus pada satu drive.

"Sekarang, kami gunakan juga pas di kelas. Jadi 15 unit itu digunakan secara bergantian," kata Tati.

Salah satu guru di SD Muncul 1, Eva Candra Dewi Sukmawati, mengakui, selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), para guru memanfaatkan berbagai aplikasi di perangkat. Hal itu termasuk ketika membuat materi pembelajaran, dengan mengolaborasikan berbagai aplikasi dalam pembuatannya.

"Karena kami ada beberapa guru yang belum dapat laptop dari sekolah, sangat terbantu ada perangkat ini. Banyak akses yang kami gunakan. Kami bikin video pembelajaran, edit-edit video pakai perangkat ini juga," katanya.

Secara keseluruhan, para guru ini menganggap, adanya perangkat bantuan TIK sangat membantu guru untuk lebih karib dengan teknologi. Penggunaan teknologi juga dianggap bisa meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. "Jadi, guru wajib memanfaatkan teknologi yang ada. Kita harus lebih maju. Ke depan harus lebih lagi," ujar Adoniram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement