Senin 21 Feb 2022 07:33 WIB

Presiden Ukraina Serukan Gencatan Senjata Lewat Twitter

Ia juga mengatakan Ukraina mendukung perundingan damai dengan OSC.

Rep: Lintar Satria/ Red: Fernan Rahadi
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy
Foto: AP/Eduardo Munoz/Pool Reuters
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan gencatan senjata dalam bentrokan antara separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina di bagian timur negara itu. Ketegangan semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Ia juga mengatakan Ukraina mendukung perundingan damai dengan Trilateral Contact Group, yakni kelompok antara Ukraina, Rusia dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).

"Kami mendukung proses perdamaian diintensifkan, kami mendukung TGC segera menggelar pertemuan dan segera memberlakukan rezim hening," kata Zelenskiy melalui Twitter, Ahad (20/2).

Sebelumnya, Zelenskiy mengatakan laporan bahwa Ukraina menembaki daerah-daerah yang dikendalikan separatis Pro-Rusia dan di dalam perbatasan Rusia adalah kebohongan belaka. Ia menegaskan Kiev tidak akan termakan oleh provokasi Moskow.

"Apa yang ditunjukkan kemarin di wilayah yang diduduki sementara, beberapa peluru diduga terbang dari pihak kami, beberapa terbang sampai ke Rostov, ini adalah kebohongan murni," kata Zelenskiy saat menjelaskan kondisi terkini pada pejabat senior keamanan Barat di Konferensi Keamanan Muenchen.

"Mereka meledakkan sesuatu di pihak mereka," ujar Presiden Ukraina itu.

Meskipun menyangkal menyerang separatis, Zelenskiy mengacu pada ledakan di sebuah taman kanak-kanak di wilayah timur yang diduduki. Dia mendesak para delegasi untuk tidak membiarkan retorika mengaburkan penderitaan rakyat biasa.

"Anak-anak itu tidak menuju NATO. Mereka menuju ke ruang kelas mereka," kata Zelenskiy.

Zelenskiy pun mendesak negara-negara Barat untuk tidak menunggu kemungkinan invasi Rusia dalam menjatuhkan sanksi. Rusia  telah mengumpulkan sekitar 150 ribu tentara di sepanjang perbatasan timur Ukraina, meski menyatakan tidak memiliki niatan melakukan invasi ke Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement