Rabu 23 Mar 2022 00:25 WIB

Taliban Umumkan Siswi Perempuan Kembali ke Sekolah

Taliban umumkan sekolah untuk semua siswa akan dibuka pekan ini.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa Afghanistan menghadiri kelas di Universitas Mirwais Neeka di Kandahar, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban secara resmi mengumumkan pada 12 September pemisahan siswa pria dan wanita di semua universitas negeri dan swasta di negara itu. Institusi pendidikan diharuskan memiliki gedung terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, jika tidak ada, mereka akan menghadiri kelas di gedung yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Mahasiswa Afghanistan menghadiri kelas di Universitas Mirwais Neeka di Kandahar, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban secara resmi mengumumkan pada 12 September pemisahan siswa pria dan wanita di semua universitas negeri dan swasta di negara itu. Institusi pendidikan diharuskan memiliki gedung terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, jika tidak ada, mereka akan menghadiri kelas di gedung yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Kementerian Pendidikan Afghanistan yang dikelola Taliban mengumumkan pada Senin (21/3/2022) bahwa sekolah untuk semua siswa akan dibuka pekan ini. Pengumuman ini merupakan tanda yang paling jelas bahwa pelajar perempuan akan diizinkan kembali ke sekolah.

Siswi perempuan telah dilarang ke sekolah di atas kelas 6, sejak Taliban berkuasa pada Agustus tahun lalu. Namun Komunitas internasional tak henti-hentinya mendesak penguasa Taliban untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah.

Awal tahun ini, Taliban mengumumkan membuka universitas untuk wanita, meskipun kelas antara pria dan wanita harus dipisahkan. Mereka juga berjanji bahwa siswi perempuan akan diizinkan untuk kembali ke kelas di semua jenjang pendidikan setelah tahun baru Afghanistan, yang dirayakan pada Senin. Pernyataan itu mengatakan kelas akan dimulai Rabu.

Dilansir dari Alaraby, Selasa (22/3/2022), pernyataan kementerian tersebut tidak secara khusus merujuk pada anak perempuan tetapi mengatakan: "Kementerian pendidikan meyakinkan bangsa bahwa pihaknya berkomitmen untuk hak atas pendidikan semua warganya."

Pernyataan itu mengatakan kementerian juga bekerja keras untuk menghilangkan semua jenis diskriminasi, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Taliban mendesak semua warga Afghanistan untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah atau madrasah, yang merupakan fasilitas pendidikan agama.

Penguasa Taliban tidak memberlakukan pembatasan jenis mata pelajaran atau jurusan yang dapat diambil oleh wanita yang kuliah di universitas. Namun musik yang sebelumnya menjadi salah satu mata kuliah kini telah dihapus dari kurikulum Taliban.

Kendati demikian Taliban tidak melarang musik dan musisi kadang-kadang muncul di TV lokal.

Pemerintahan Taliban sebelumnya, melarang anak perempuan mendapatkan akses pendidikan dan juga dilarang bekerja. Mereka bahkan diharuskan mengenakan burqa yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali mata. Akhirnya, pemerintahan Taliban yang keras itu digulingkan pada 2001 oleh koalisi pimpinan AS.

Setelah merebut kembali kekuasaan pada Agustus lalu, komunitas internasional yang gelisah menyaksikan ketika Taliban mengirim pulang wanita-wanita yang bekerja di sektor pemerintahan, menutup semua universitas negeri kecuali di 10 provinsi. Kemudiab mereka hanya mengizinkan anak laki-laki di atas usia 7 tahun yang dapat melanjutkan sekolah mereka.

Taliban belum memberlakukan kembali burqa, meskipun wanita diharuskan mengenakan jilbab, yang dapat berupa penutup apa pun termasuk selendang besar asalkan kepala ditutup.

Penguasa Taliban juga mengizinkan perempuan kembali bekerja di kementerian kesehatan dan pendidikan dan di bandara internasional Kabul, di mana mereka berada di bagian pemeriksaan paspor dan bea cukai. Mereka juga telah kembali bekerja di sektor swasta dan untuk organisasi bantuan non-pemerintah. Namun, di kementerian lain, perempuan tidak kembali bekerja.

Program Pangan Dunia akan meningkatkan program makanan sekolahnya dan akan menawarkan bantuan tunai kepada gadis-gadis sekolah menengah untuk mendorong mereka tetap bersekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement