Rabu 23 Mar 2022 14:34 WIB

Mitigasi Risiko Inflasi, Jateng Selenggarakan High Level Meeting TPID

Kegiatan pengendalian inflasi mengacu kepada strategi 4K.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Berbagai risiko tekanan global dan domestik berpotensi memengaruhi perkembangan inflasi ke depan. Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa tengah menyebutkan kenaikan harga komoditas internasional merupakan tekanan utama inflasi dari sisi eksternal.

Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan dari sisi domestik, tekanan inflasi bersumber dari peningkatan ekspektasi konsumsi masyarakat seiring dengan arah pemulihan ekonomi, dan kenaikan beberapa tarif administered (tarif cukai rokok dan tarif PPN).

Hal tersebut disampaikannya dalam High Level Meeting (HLM) dengan topik 'Mitigasi Risiko Eksternal dan Domestik terhadap Inflasi Jawa Tengah' yang diselenggarakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng.

"Meskipun terdapat potensi peningkatan inflasi, namun inflasi Jateng di 2022 diperkirakan tetap berada pada rentang sasaran inflasi 3,0 persen + 1 persen," ujar Rahmat, Rabu (23/3/2022).

HLM TPID Provinsi Jateng dipimpin langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo, dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra, dan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng selaku Ketua Harian TPID Provinsi Jateng menyampaikan laporan berbagai kegiatan pengendalian inflasi yang mengacu kepada strategi 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. TPID Provinsi Jateng juga telah menyusun peta jalan pengendalian inflasi 2022-2024.

Selanjutnya, hadir sebagai narasumber adalah Isy Karim, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, yang menyampaikan perkembangan harga dan pasokan terkini, serta kebijakan pemerintah dalam stabilisasi harga bahan pokok.

Menyikapi berbagai risiko tersebut, Gubernur Jateng memberikan beberapa arahan. Di antaranya, meminta kepala daerah menyiapkan politik pangan yaitu menyiapkan alternatif tanaman pendamping di luar padi, seperti jagung, singkong, dan tanaman lainnya.

Gubernur juga meminta Satgas Pangan untuk melakukan berbagai upaya agar penimbunan bahan pokok khususnya minyak goreng tidak terjadi di Jateng. Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya pemantauan harga konsumen dan produsen serta ketersediaan pasokan, sehingga dapat menjadi early warning dan dasar pengambilan keputusan secara tepat dan efektif.

Untuk itu, ia secara khusus meminta kepada setiap kabupaten/kota di Jateng secara rutin mengkinikan data Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHati) Jateng. HLM TPID Provinsi Jateng juga dirangkaikan dengan peluncuran pengembangan SiHati 4.0.

Terutama yang berfokus pada penambahan informasi penurunan harga pada dashboard, data produksi dan harga produsen yang diintegrasikan dengan Sistem Logistik Daerah (Sislogda), dan pengembangan SiHati Mobile untuk percepatan pembahasan isu terkini, dan pengambilan keputusan.

"Pengembangan SiHati 4.0 menjawab kebutuhan ketersediaan informasi harga dan pasokan yang terkini, sehingga dapat menjadi pendukung berbagai program pengendalian inflasi di Jawa Tengah," kata Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra.

Kegiatan HLM TPID Provinsi Jateng dilaksanakan secara hybrid pada 22 Maret 2022 yang dihadiri oleh seluruh anggota TPID Provinsi Jateng secara luring. Sementara secara daring, kegiatan diikuti oleh seluruh TPID kabupaten/kota di Jateng.

Melalui kegiatan ini, diharapkan berbagai tekanan risiko eksternal dan domestik dapat dimitigasi dengan baik. Sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 3,0 persen + 1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement