Senin 09 May 2022 09:01 WIB

Sejarah Singkat Penamaan Makkah 

Makkah merupakan kota suci.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Sejarah Singkat Penamaan Makkah. Foto: Ilustrasi Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.
Foto: Sacredsites.com
Sejarah Singkat Penamaan Makkah. Foto: Ilustrasi Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Makkah Al- Mukaramah merupakan kota suci yang wajib dikunjungi oleh umat Islam. KH Mudatsir Muslim mengatakan, penyebutan Makkah ataupun Bakkah memiliki akar sejarah dari beberapa pendapat. 

"Menurut Abu Bakar bin al-Anbari, kata Makkah atau Makkah karena dapat menaklukkan para penguasa tirani, yakni menghilangkan keberanian mereka," kata KH Mudatsir dalam bukunya "Panduan Perjalanan Kota Makkah dan Madinah." 

Baca Juga

Pendapat lain menyatakan, kata Makkah atau Makkah disebabkan ramainya orang-orang di sekitarnya. Ada pula yang mengatakan bahwa Makkah atau Makkah merupakan nama kota, sedangkan Bakkah adalah nama Baitullah. 

Pendapat lain mengatakan, Makkah adalah Bakkah, lafaz mim diganti 'ba'. Pendapat lain mengatakan Makkah berasal dari kata Mukka, yaitu nama sejenis burung yang tinggal di taman-taman, juga di sekitar Ka'bah. 

Ketika seorang Arab Badui datang ke kota tersebut lalu mendengarkan burung Mukka' berkicau, sehingga menimbulkan kerinduan terhadap kota tersebut. Suatu kaum berpendapat bahwa dinamakan Makkah karena lokasinya yang terletak di antara dua gunung. 

Posisinya berada di tanah rendah sama dengan kedudukan tempat minum (makkuk). Ada pula yang menegaskan, Bakkah adalah lokasi Baitullah, sedangkan area sekitarnya adalah Makkah.

"Menurut Ubaidillah, dinamakan Makkah atau Makkah karena ketersediaan airnya sedikit," katanya.

Makkah sampai berdirinya Kabah ditengarai tidak terlepas dari suku Al Amalik dan Jurhum. Sesudah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS kurang lebih 2000 SM alias 4000 tahun yang lalu membangun pondasi Baitul Haram pun, masih lama lagi baru Makkah berkembang menjadi sebuah kota atau sejenis kota, karena para sejarawan masih menemukan sisa-sisa kehidupan no maden. 

"Demikian juga dengan administrasi Baitul Haram lama sesudah Nabi Ismail AS meninggal dunia, masih ada di tangan Suku Jurhum, sebuah suku yang selalu tinggal di Makkah," katanya.

Kekuasaan Suku Jurhum atas Makkah berakhir ketika Mudad Ibn Al Harith mengalahkan Suku Amalik. Pada generasi inilah perdagangan Makkah maju pesat dan mengalami kesejahteraan dan kenyamanan yang tinggi, sehingga mereka menjadi lengah bahwa mereka tinggal di sebuah lembah yang tidak subur dan harus selalu dirawat dan dijaga dengan seksama, sehingga air Zamzam pun menjadi kering.

Karena itu masyarakat menjadi gelisah dan Suku Khuzza berusaha mengambil alih kekuasaan. Mudad kemudian pergi ke sumber air Zamzam dan menggali lubang di sana, di mana kemudian ia menyembunyikan dua gazelle dari emas, pedang dan kekayaan lainnya dengan harapan suatu hari akan mengambilnya lagi. 

"Ia kemudian meninggalkan Makkah bersama dengan keturunan nabi Ismail AS. Semenjak itu maka Makkah kemudian jatuh ke tangan suku Khuzza," katanya.

Sejarah perkembangan kota Makkah tak dapat dipisahkan dari penduduk pertama kota ini yaitu Nabi Ismail AS dan Siti Hajar yang ditinggalkan-oleh Nabi Ibrahim AS atas perintah Allah SWT. Kemudian pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. 

Setelah Islam datang, pada masa selanjutnya Makkah berada di bawah administrasi khalifah yang berpusat di Madinah, serta para raja yang saat itu berkuasa di Damaskus (Umayah), Baghdad (Abbasiyah) dan Turki (Usmani). Makkah kemudian disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Sa'ud.

Sesudah zaman nabi besar Muhammad SAW, Makkah telah berkali-kali diduduki. Di abad ke-13, Mesir mengambil alih kota Makkah. Mulai tahun 1517 Makkah dibawah Usmani yang kemudian menjadi kalifah. Di masa ini untuk pertama kali Kabah diperluas. 

Tahun 1916 syerif Hussein ibn Ali yang kemudian menjadi raja hingga berhasil mengalahkan kekuasaan Turki atas maka titik tahun 1924 ABD al-aziz Ibnu Saud Muhammad Sultan nama dari Najwa menduduki maka titiknya membuat Mekah menjadi pusat keagamaan dari Saudi Arabia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement