Jumat 20 May 2022 16:23 WIB

Pengadilan Varanasi Tetapkan 23 Mei Sidang Lanjutan Kasus Masjid Gyanvapi

Sekelompok Hindu mengklaim ada relik di Masjid Gyanvapi dan minta masjid ditutup.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Gyanvapi di Varanasi, Uttar Pradesh, India. Pengadilan Varanasi Tetapkan 23 Mei Sidang Lanjutan Kasus Masjid Gyanvapi
Foto: Reuters
Masjid Gyanvapi di Varanasi, Uttar Pradesh, India. Pengadilan Varanasi Tetapkan 23 Mei Sidang Lanjutan Kasus Masjid Gyanvapi

REPUBLIKA.CO.ID, GYANVAPI -- Pengadilan Varanasi, Uttar Pradesh yang membahas kasus Masjid Gyanvapi pada 19 Mei memutuskan masalah tersebut akan disidang kembali pada 23 Mei. Saat sidang sebelumnya, kedua belah pihak dilaporkan mengajukan keberatan dan kontra-keberatan untuk sidang pada 19 Mei. 

 

Baca Juga

Pengacara Hindu Madan Mohan Yadav menyebut Mahkamah Agung memerintahkan pengadilan yang lebih rendah untuk tidak melanjutkan masalah sampai Jumat. Sedangkan pengacara untuk pihak Muslim Abhay Yadav mengatakan penggugat telah menuntut tim yang ditunjuk pengadilan untuk melanjutkan prosesnya dengan menghancurkan aturan tertentu yang ditentang tergugat. 

"Juga, seorang penasihat pemerintah telah menuntut pemindahan ikan dari kolam buatan yang terletak di lokasi masjid. Ikan-ikan ini adalah milik kami dan kami telah mengajukan keberatan atas petisi ini juga," kata Yadav, dilansir dari The Hindu, Kamis (19/5/2022).

Dua petisi yang diajukan dalam kasus Gyanvapi disidangkan pada 18 Mei. Tetapi karena pemogokan pengacara atas pernyataan pejabat tingkat sekretaris khusus, sidang tidak dapat diadakan di tanggal yang dijadwalkan. Seruan pemogokan dikeluarkan oleh Asosiasi Pengacara Banaras dan Asosiasi Pengacara Pusat terkait sidang pada 19 Mei.

 

Selasa lalu, sekelompok komunitas Hindu yakni, Rekha Pathak, Manju Vyas dan Sita Sahu telah mengajukan permohonan di pengadilan. Mereka menyatakan ada ruang bawah tanah di sebelah Timur tempat di mana relik hindu diklaim telah ditemukan. Mereka mengatakan ruang bawah tanah telah disegel dengan batu bata, batu dan semen.

 

Selain itu, ada juga dinding dan ruang bawah tanah di depan patung Nandi di kuil Kashi Vishwanath, dan ruang bawah tanah ini juga telah ditutup dengan batu bata, batu, pasir dan barang-barang lainnya. Mereka juga telah meminta perintah kepada tim yang ditunjuk pengadilan untuk melaporkan panjang, lebar dan tinggi relik, selain membuka pintu tembok Barat yang ditutupi dengan puing-puing di dalam barikade. 

 

Adapun pengadilan mengatakan akan mendengar masalah tersebut pada 18 Mei. Petisi lain diajukan pada 17 Mei atas nama Advokat Pemerintah Kabupaten Mahendra Pandey, menuntut pemindahan ikan dari kolam buatan dan pemindahan pipa "wazoo khana", yang akan disidangkan di pengadilan. 

Masjid Gyanvapi merupakan rumah ibadah muslim bersejarah di Uttar Pradesh, India. Tapi situs ini dikhawatirkan akan menjadi titik konflik agama karena sengketa dengan mayoritas Hindu India di wilayah itu. 

 

Sekelompok penggugat Hindu bahkan telah meminta akses ke pengadilan setempat untuk beribadah di sebuah kuil di belakang masjid dan tempat-tempat lain di dalam kompleks. Mereka lalu mengklaim bahwa ada sisa peninggalan patung dewa siwa di masjid tersebut meskipun pihak masjid sudah menyanggahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement