Kamis 26 May 2022 18:29 WIB

Cegah Hepatitis Akut, Monitoring di Sekolah akan Dilakukan

Dinkes Kota Yogyakarta sudah rutin melakukan hygiene sanitasi di sekolah-sekolah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi hepatitis akut.
Foto: Republika.
Ilustrasi hepatitis akut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta menyebut akan melakukan monitoring di sekolah-sekolah. Monitoring ini dilakukan untuk mencegah hepatitis akut dan mendeteksi adanya penularan penyakit ini di Kota Yogyakarta.

"Kita monitoring ke sekolah-sekolah, kerja sama dengan dinas kesehatan," kata Kepala Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SMP, Disdikpora Kota Yogyakarta, Hasyim kepada Republika melalui sambungan telepon, Kamis (26/5/2022).

Hasyim mengimbau agar sekolah, orang tua maupun siswa untuk berhati-hati terhadap hepatitis akut ini. Meskipun, kasus hepatitis hingga saat ini belum terdeteksi khususnya di Kota Yogyakarta.

"Untuk imbauan kami kepada sekolah, siswa dan orang tua untuk berhati-hati. Meskipun sekarang kasus Covid-19 sudah melandai, tapi harus hati-hati terhadap hepatitis," ujar Hasyim.

Hasyim pun menegaskan agar perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan untuk mencegah hepatitis akut. Pihaknya pun juga akan terus menggencarkan sosialisasi terkait hepatitis akut ini di lingkungan sekolah-sekolah.

"Cara pencegahan dari pemerintah ditaati, kedepan masih akan terus sosialisasi ke sekolah-sekolah bersama dinas kesehatan," jelasnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta juga menyebut sudah rutin melakukan hygiene sanitasi di sekolah-sekolah. Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Arumi Wulandari mengatakan, hygiene sanitasi ini bahkan sudah dilakukan sebelum Lebaran 2022 lalu.

Arumi menuturkan, dimungkinkan hygiene sanitasi di sekolah-sekolah ini akan ditingkatkan sebagai upaya pencegahan hepatitis akut. Ia pun meminta agar sekolah waspada, salah satunya dengan melakukan pemantauan atau monitoring terkait jajanan yang dijual di kawasan sekitar sekolah.

"Pada prinsipnya kita dengan disdik (dinas pendidikan) selalu berkoordinasi dan memastikan upaya-upaya pencegahan di sekolah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Terutama untuk jajanan karena yang sulit kita kendalikan itu jajanan anak sekolah, itu memang harus ditekankan dan keamanan pangan di kantin-kantin sekolah," kata Arumi.

Tidak hanya sekolah, pihaknya juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis akut ini. Meskipun belum ada kasus hepatitis akut terhadap anak di DIY maupun di Kota Yogyakarta, namun kewaspadaan dengan melakukan upaya pencegahan perlu dilakukan.

"Deteksi dini apabila anak-anak ada gejala  hepatitis agar dilaporkan ke fasyankes. Kita sudah sampaikan ke sekolah, harapannya sekolah siap sedia kalau ada laporan (sakit) dari anak didik bisa segera ditangani," ujar Arumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement