Ahad 05 Jun 2022 14:06 WIB

Seperti Apa Kriteria Sahabat yang Baik Menurut Islam? Ini Penjelasan Syekh Ali Jumah

Islam memberikan panduan dalam menjalin persahabatan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi teman.Islam memberikan panduan dalam menjalin persahabatan
Foto: Republika/Musiron
Ilustrasi teman.Islam memberikan panduan dalam menjalin persahabatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sahabat tentu memiliki peran penting dalam kehidupan. Sadar atau tidak, sahabat dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Lantas bagaimana menyikapi persahabatan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa? 

Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jumah, menjelaskan Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa berbuat kebaikan dan memberi bantuan kepada sesama manusia. Allah SWT berfirman: 

Baca Juga

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An Nahl ayat 90)

"Allah SWT memerintahkan kita untuk menjadi orang yang saleh dan memerintahkan untuk ada dalam pergaulan yang baik. Kita diperintahkan untuk memilih sahabat, karena sahabat memengaruhi seseorang baik secara positif maupun negatif," ujar dia seperti dilansir Elbalad, Ahad (5/6/2022). 

Rasulullah SAW, mengumpamakan sahabat baik dengan penjual minyak wangi. Sedangkan sahabat baik diumpamakan dengan seorang pandai besi. Dalam riwayat Abu Musa al-Asy'ari RA, Rasulullah SAW bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

"Perumpamaan sahabat baik dan sahabat yang buruk seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, atau setidaknya engkau tetap mendapatkan wangi harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin ia (percikan apinya) akan membakar pakaianmu. Atau setidaknya engkau menghirup bau asapnya yang tak sedap." (HR Bukhari dan Muslim)

Karena itu, Syekh Jumah mengatakan, sahabat yang baik adalah sahabat yang memberi nasihat yang baik, mengeluarkan kata-kata yang baik, memerintahkan kebaikan, mencegah keburukan, dan mengarahkan pada kebaikan. Inilah mengapa sahabat yang baik diibaratkan dengan penjual minyak wangi.

Adapun pandai besi (dengan percikan apinya), bisa membakar tubuh seseorang atau pakaiannya. "Atau minimal Anda akan menghirup bau tak sedepan darinya. Dari sahabat yang buruk ini pula, Anda akan mendengar fitnah, gosip dan dusta. Termasuk menyuruh Anda untuk melakukan keburukan, dan tidak membuat Anda atau menasihati Anda di jalan Allah SWT," tutur Syekh Jumah.

Anggota Dewan Ulama Besar Al-Azhar Mesir itu juga mengingatkan, Nabi SAW telah menyampaikan bahwa agama itu nasihat. Nasihat untuk Allah SWT, Rasul-Nya, umat Muslim dan para imam mereka. Yang dimaksud nasihat untuk Allah adalah beriman kepada-Nya, mentauhidkan, menjalankan perintah serta menjauhi laragan-Nya. Termasuk nasihat untuk Kitabullah adalah dengan mentadaburkannya. 

Nasihat untuk Rasululah SAW, maksudnya ialah beriman kepadanya, kepada semua yang dibawanya, dan mengikuti beliau SAW. Nasihat untuk para pemimpin kaum Muslimin adalah para khalifah dan selain mereka yang mengurus perkara kaum Muslimin.

Nasihat bagi umat Muslim umumnya, yaitu selain para pemimpin, yaitu dengan mencintai sesuatu untuk mereka sebagaimana mencintai untuk diri sendiri. Juga menunjukkan kemaslahatan kepada mereka, mengajarkan perkara agama dan dunia kepada mereka.

 

Sumber: elbalad

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement