Kamis 16 Jun 2022 19:00 WIB

Penyebaran Benih Terorisme, Pengasuh Ponpes Tebuireng: Saatnya Santri Bertindak

Saat ini , keadaan dunia sedang tidak baik-baik saja.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (kiri) saat meninjau kesiapan menghadapi normal baru di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (16/6/2020). Pondok Pesantren Tebuireng dan Bahrul Ulum Tambakberas menjadi percontohan pesantren tangguh tanggap COVID-19 di Kabupaten Jombang untuk menghadapi era normal baru
Foto: ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (kiri) saat meninjau kesiapan menghadapi normal baru di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (16/6/2020). Pondok Pesantren Tebuireng dan Bahrul Ulum Tambakberas menjadi percontohan pesantren tangguh tanggap COVID-19 di Kabupaten Jombang untuk menghadapi era normal baru

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Penyebaran benih-benih terorisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Karena itu, sudah butuh keterlibatan banyak pihak, salah satunya dari kalangan pondok pesantren dan santri, yang memiliki ilmu agama yang mumpuni.

Karena itulah sosialisasi bahaya penyebaran benih-benih terorisme menjadi salah satu strategi dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman, serta keterampilan kepada para santri agar mampu menyaring berbagai informasi yang beredar serta menyebarkan konten perdamaian terutama di dunia maya hingga keseluruh penjuru negeri, bahkan dunia.

"Sudah bukan waktunya kita tinggal diam, sudah waktunya kita berbicara, saatnya kita bertindak," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dalam kegiatan Workshop dan Pelatihan Santri Melalui Bidang Agama Dan Multimedia di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Selasa (14/6/2022).

Pelatihan itu diikuti 60 santri seluruh Jawa Timur (Jawa Timur). "Di sini para santri dapat memperkuat pemahaman terhadap syariat, juga memperkuat kewajiban dalam beragama. Kalau BNPT kan memiliki sistem yang canggih, mengikuti perkembangan zaman, jadi kita juga belajar menghadapi cara-cara yang melibatkan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk menyebarkan konten perdamaian yang jauh dari radikalisme terorisme," kata Gus Kikin.

Lebih lanjut, Wakil Ketua PWNU Jatim ini menjelaskan, bahwa saat ini keadaan dunia sedang tidak baik-baik saja. Karenanya perlu adanya keterlibatan Indonesia dalam mengabil langkah untuk menjaga perdamaian di dunia nyata maupun dunia maya.

"Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, mudah-mudahan kita mampu, tidak hanya kita bertahan tetapi harus bangkit, sehingga Islam di Indonesia ditunggu di mana-mana, Islam yang wasathiyah, Islam yang ramah sedang ditunggu di dunia," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement