Selasa 21 Jun 2022 21:16 WIB

Kekhawatiran Muslim Sejak Serangan Islamofobia di Inggris yang Semakin Meningkat

Kasus Islamofobia di Inggris banyak yang tidak ditangani pihak berwajib

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Ghausia di Lancashire, Inggris (ilustrasi). Kasus Islamofobia di Inggris banyak yang tidak ditangani pihak berwajib
Foto: 5 Pillars
Masjid Ghausia di Lancashire, Inggris (ilustrasi). Kasus Islamofobia di Inggris banyak yang tidak ditangani pihak berwajib

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Ketua Masjid Finsbury Park di London utara, Mohammad Kozbar, memperingatkan Islamofobia telah meningkat sejak serangan 2017.

Kala itu, pria Muslim bernama Makram Ali (51 tahun) terwas pada 19 Juni 2017 ketika Darren Osborne mengendari mobil van sewaan ke para jamaah yang berkumpul di luar Rumah Kesejahteraan Muslim setelah sholat pada Ramadhan.

Baca Juga

Akibat peristiwa itu, 12 korban lainnya terluka. Ketua Masjid, Mohammed Kozbar, mengatakan umat Islam masih merasa tidak aman di Inggris. “Masalah yang kami hadapi adalah sejak serangan ini terjadi, tidak banyak yang berubah dalam mengatasi Islamofobia,” kata Kozbar, dilansir ABNA, Selasa (21/6/2022).

Kozbar mengingat perdana menteri pada saat itu, Theresa May berjanji untuk mengambil tindakan serius dalam menangani Islamofobia. Namun, lima tahun kemudian, Islamofobia masih terjadi, bahkan, semakin meningkat.

 

Dia mengungkapkan situasi Muslim di Inggris semakin buruk. “Kami sebagai Muslim masih merasakan dampak dari serangan ini dan kami tidak akan merasa aman sampai Islamofobia ditanggapi secara serius oleh pihak berwenang dan polisi,” ujarnya.

Para jamaah berkumpul mengenang serangan Islamofobia yang menimpa Ali. Di antara jamaah yang hadir termasuk putri Ali bernama Ruzina Akhtar. Dia mengatakan sebagai wanita Muslim, dia ingin semua orang menyuarakan kasus Islamofobia apa pun sehingga itu bisa segera ditangani.

Dia mengingat ayahnya sebagai sosok yang penyayang. Semasa hidup, Ali sering tersenyum dan sering membuat lelucon agar orang lain tertawa. “Kematiannya telah meninggalkan kenangan pahit, tetapi mengingat senyum dan tawanya, kami mengenangnya dengan lebih banyak cinta satu sama lain, seperti yang dia inginkan,” ujarnya.

Plakat yang bertuliskan “Makram Ali, seorang suami, ayah, dan kakek tercinta” dikelilinga oleh bunga yang dibawa para jamaah.

Setelah serangan terjadi, sang pelaku Osborne dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 2018 atas pembunuhan Ali dan percobaan pembunuhan orang lain. 

Hakim Cheema-Grubb mengatakan pilihan Osborne yang menargetkan kelompok yang mengenakan pakaian tradisional Islam mencerminkan ideologi kebenciannya terhadap Muslim. 

 

Sumber: abna24 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement