Senin 27 Jun 2022 05:55 WIB

Glembuk Jokowi Vs Emak Banteng

Apakah Jokowi sedang memakai strategi glembuk untul taklukkan Megawati?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya saat Penutupan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (23/6/2022). Dalam Rakernas II PDIP tersebut menghasilkan empat rekomendasi eksternal yaitu Ideologi Pancasila, Sistem Politik dan Pemilu 2024, Pembangunan Desa, Pemenangan Pemilu, dan Agenda Startegis Partai.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya saat Penutupan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (23/6/2022). Dalam Rakernas II PDIP tersebut menghasilkan empat rekomendasi eksternal yaitu Ideologi Pancasila, Sistem Politik dan Pemilu 2024, Pembangunan Desa, Pemenangan Pemilu, dan Agenda Startegis Partai.

Oleh: Ilham Bintang, Jurnlis Senior Anggota Dewan Etis PWI.

Dalam talkshow Indonesia Lawyers Club ( ILC) terbaru, yang disiarkan Channel YouTube TVOne, Jumat (25/6) malam, saya menyebut istilah "Glembuk Jokowi". Glembuk--dikenal sebagai strategi politik dalam kultur Jawa--berhasil digunakan Presiden Jokowi untuk melunakkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang murka pada hari pembukaan rakernas partainya, Selasa (21/6).

Dalam pidatonya Megawati awalnya menyinggung banyak hal. Mulai dari meminta kader tidak mencoba bermanuver hingga masalah kewenangannya menentukan capres PDIP. "Kalian siapa saja yang berbuat manuver-manuver, keluar! Daripada saya pecati. Tidak ada di dalam PDI Perjuangan yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver," kata Megawati lantang. Dia tidak menyebut nama, tapi rasanya semua orang tahu siapa yang dituju. "Kalau ada kader yang masih ngomong koalisi, Out!," sambungnya lagi dalam "tone" yang sama lantangnya. Ekspresinya pun menyokong itu. 

Topik ILC 

Pidato Megawati itulah yang diangkat dalam diskusi ILC yang dipandu wartawan legendaris Karni Ilyas. Temanya " Suhu Politik Makin Panas, Sebenarnya Mega Marah Sama Siapa?" Para pembicara: Rocky Gerung, Adian Napitulu, Prof Tjipta Lesmana, Ray Rangkuti, Efendy Choiri, Ruhut Sitompul, dan Ilham Bintang.  

Diskusi berlangsung Lebih kurang 100 menit. Karni menyusun rapi penampilan pembicara, saya yang diminta mengawali dan Rocky Gerung yang mengakhiri. 

"Saya persilakan Ilham berbicara pertama karena dia yang hari Rabu langsung menulis komentar tentang Ibu Megawati di Ceknricek.com," Karni membuka.

Dalam artikel "Belum Pernah Saya Melihat Ibu Mega Semurka Itu", saya memang menyayangkan Megawati murka pada acara pembukaan Rakernas PDIP. Kasihan. Seharusnya, di usia lanjut, 75 tahun (lahir 23 Januari 1947) Mbak Mega hidup tenang. Tinggal duduk manis menikmati buah perjuangannya membesarkan PDIP. Tinggal memperbanyak ibadah sebagai sikap sebaik-baiknya mensyukuri nikmat-Nya.

Mega sudah mengantar partainya dua kali menang pemilu, dan berhasil mengantarkan kadernya menjadi Presiden RI dua periode (Jokowi). Lembaga -lembaga survey  tetap  menempatkan PDIP pada posisi elektabilitas tertinggi. Tak sedikit pun goyah walau beberapa kadernya, bahkan setingkat menteri, menjadi tahanan KPK. 

Hasil survei Litbang Kompas teranyar, PDI-P bukan hanya masih bertengger di puncak ranking, tetapi mengalami kenaikan prosentase jauh meninggalkan parpol kompetitornya di bawah. 

Kurang apa lagi? Gelar Doktor (sudah 9 dan menyusul lagi 5, menurut Mega) dan bahkan gelar Professor kehormatan pun sudah diraih. Tak cuma itu. Lihat juga kedigdayaan Megawati dalam pertemuan sebelumnya dengan Jokowi di ruang kerjanya. Presiden Jokowi menghadapnya dalam posisi seperti menghadap Ratu. Dalam video yang sengaja diunggah (entah oleh siapa) Mega  seakan berpesan kepada publik, kepada lawan-lawan politiknya dia lah yang terhebat. Namun, sayang dalam pidatonya di rakernas, Megawati pun "jebol". Tidak bisa menyembunyikan kemurkaannya. 

"Marah kepada siapa," tanya Karni. 

Ya, kepada banyak pihak. Persis seperti banteng terluka menyeruduk siapa saja yang mengganggu dan menghalangi jalannya. Tetapi fokusnya kepada Jokowi dan Ganjar Pranowo. Sudah jadi rahasia umum, sejak awal tahun ini hubungan Jokowi dan Megawati renggang. Jokowi mengakui sendiri keadaan itu (hubungan renggang) karena sebagai anak, dia memang kadang nakal kepada ibu (Megawati).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement