Selasa 12 Jul 2022 21:30 WIB

KH Ibrohim Pendidik dari Kota Wali (II)

Kiai Ibrohim menetap di Demak pada akhir 1870 M.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET
Foto:

Pada masa awal Kiai Ibrohim berdakwah di Demak, terdapat sebuah masjid di desanya. Masjid Jami' Nurul Huda, demikian namanya, konon didirikan seorang wali perempuan yang masih keturunan Nabi Muhammad SAW.Sayyidahtersebut datang dari Jazirah Arab ke Tanah Jawa sekitar 1824 M.

Saat Kiai Ibrohim menetap di Demak pada akhir 1870 M, Nurul Huda tampak kurang terurus. Menyaksikan kondisi masjid yang memprihatinkan itu, hatinya terpanggil untuk berbuat. Tujuan awalnya adalah memakmurkan tempat ibadah itu, tetapi visinya jauh ke depan, yakni memulai gerakan syiar Islam dari sana.

Kiai Ibrohim bertekad menghidupkan geliat dakwah di masjid peninggalan sang sayyidah. Melihat kesungguhannya, mertuanya kemudian menyediakan sebidang lahan di Desa Brumbung, Demak. Perlahan namun pasti, bukan hanya tempat ibadah itu yang kembali ramai oleh jamaah. Sang kiai juga sukses mendirikan sebuah pondok pesantren di atas tanah yang disediakan sang mertua.Itulah awal mula Ponpes Ibrohimiyyah.

Lembaga yang didirikannya pada 1876 itu terus berkembang. Seiring dengan itu, reputasi Kiai Ibrohim juga kian berkibar. Makin banyak santri dari Demak dan sekitarnya yang berguru kepadanya. Dari sang alim, mereka belajar banyak ilmu, khususnya pengetahuan dari kitab-kitab kuning.

Kepada para santri yang lebih senior, Kiai Ibrohim juga mengajarkan ilmu tasawuf khas Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Olehnya, mereka juga dibimbing dengan berbagai riadat. Karena itu, banyak dari mereka yang pada akhirnya menjadi ulama-ulama besar.Beberapa mendirikan ponpes yang masih aktif hingga saat ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement