Kamis 28 Jul 2022 11:13 WIB

Warga di Abra Filipina Pilih Mengungsi karena Takut Gempa Susulan

Warga abra memilih berkemah di luar rumah bersama keluarga.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto ini disediakan oleh Biro Perlindungan Kebakaran, penyelamat memeriksa dinding rumah yang rusak setelah gempa kuat melanda Santiago, provinsi Ilocos Sur, Filipina pada Rabu 27 Juli 2022. Gempa kuat mengguncang Filipina utara pada Rabu, menyebabkan beberapa kerusakan dan mendorong orang-orang untuk meninggalkan gedung-gedung di ibu kota.
Foto: Bureau of Fire Protection via AP
Dalam foto ini disediakan oleh Biro Perlindungan Kebakaran, penyelamat memeriksa dinding rumah yang rusak setelah gempa kuat melanda Santiago, provinsi Ilocos Sur, Filipina pada Rabu 27 Juli 2022. Gempa kuat mengguncang Filipina utara pada Rabu, menyebabkan beberapa kerusakan dan mendorong orang-orang untuk meninggalkan gedung-gedung di ibu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Penduduk di Provinsi Abra, Filipina memilih menghabiskan malam dengan tidur di luar ruangan setelah gempa kuat melanda pulau utara Luzon. Gempa 7,1 magnitudo pada Rabu (27/7/2022) pagi menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 130 orang.

Beberapa penduduk di Abra pada Kamis (28/7/2022) mengatakan mereka terlalu takut untuk kembali ke rumah. Sehingga, mereka memilih berkemah di luar bersama keluarga di trotoar dan di taman untuk memastikan keselamatan mereka.

Baca Juga

Gempa telah merusak rumah dan bangunan, termasuk bangunan warisan dan gereja berusia berabad-abad. Seismolog sejak itu mencatat ada hampir 800 gempa susulan.

Erlinda Bisares, seorang penduduk di kota Bangued di Abra, yang hanya berjarak 11 km dari pusat gempa, mengatakan dia dan keluarganya tidak ingin mengambil risiko untuk pulang ke rumah. "Kami sangat takut," kata Bisares kepada CNN Filipina, mengingat bagaimana gempa mengguncang rumah dan perabotannya.

"Kami tidak mempermasalahkan barang-barang kami, kami hanya bergegas keluar. Hidup lebih penting," ujarnya menambahkan. Juru bicara badan bencana nasional, Mark Timbal mengatakan, bahwa jumlah korban tewas akibat gempa menjadi lima, dan jumlah korban luka meningkat lebih dari 130 orang.

Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di "Cincin Api" Pasifik yang aktif secara seismik, sekelompok gunung berapi dan garis patahan yang melingkari tepi Samudra Pasifik. Gempa bumi sering terjadi dan ada rata-rata 20 topan setiap tahun dan beberapa memicu tanah longsor yang mematikan.

Sekretaris Pekerjaan Umum Manuel Bonoan mengatakan, operasi pembersihan radio DZBB sedang berlangsung. Lembaganya telah mulai membersihkan puing-puing dari jalan-jalan utama di Abra dan di distrik-distrik lain yang terkena dampak longsoran batu yang dipicu oleh gempa.

Administrator Kantor Pertahanan Sipil, Ricardo Jalad mengatakan kepada stasiun radio DZRH beberapa bagian Abra masih tanpa listrik atau air hingga mengalami gangguan komunikasi. Kementerian anggaran mengatakan pihak berwenang siap untuk mengeluarkan dana untuk bantuan bencana.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement