6. Orang yang sedang menyusui
Karena kafein adalah stimulan dan diuretik, kekhawatirannya adalah bahwa ibu menyusui mungkin berisiko mengalami dehidrasi. The American Pregnancy Association menyarankan untuk menghindari kafein sebanyak mungkin selama kehamilan dan menyusui.
7. Orang dengan gangguan tidur
Dapat dimengerti untuk meraih secangkir kopi (atau lebih) setelah tidur malam yang buruk, namun kebiasaan minum kopi Anda dapat melanggengkan siklus tidur yang buruk dan kelelahan. Sleep Foundation merekomendasikan untuk menghindari kafein setidaknya enam jam sebelum tidur.
8. Orang dengan tingkat kecemasan tinggi atau rentan terhadap serangan panik
Kafein adalah stimulan, yang dapat memperburuk kecemasan pada beberapa individu. Jika Anda secara teratur mengalami kecemasan atau serangan panik, Anda perlu mempertimbangkan untuk menghindari atau mengurangi asupan kopi berkafein.
9. Penderita diare
Kafein dalam kopi bisa berdampak negatif bagi mereka yang sedang berjuang melawan diare. Kopi tanpa kafein mungkin kurang bermasalah, meskipun cairan panas, secara umum, cenderung merangsang usus.
10. Orang dengan epilepsi
Meski penelitian masih terbatas, temuan terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi berlebih dikaitkan dengan peningkatan frekuensi kejang. Tetapi menurut Planells, penelitian lebih lanjut. “Pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli saraf Anda tentang asupan kafein Anda jika Anda menderita epilepsy,” kata dia.
11. Anak-anak di bawah 12 tahun
Kafein bisa memiliki efek samping yang lebih nyata dan bahkan serius pada dosis yang lebih kecil pada anak-anak. Misalnya, terlalu banyak kafein pada anak-anak dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan perasaan cemas, sulit berkonsentrasi, dan sakit perut.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan, terutama pada balita, adalah bahwa kopi dapat menutupi isyarat lapar sehingga balita mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Terakhir, perlu diingat kopi itu sendiri cukup asam, dan akibatnya dapat merusak email gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang.
12. Orang dengan Refluks Gastroesofageal (GERD)
Heikkinen mengatakan, kafein dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara kerongkongan dan lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi lambung yang asam masuk ke kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman. "Jika Anda menderita GERD, lihat apakah beralih ke kopi tanpa kafein membantu,” jelas dia.