Jumat 12 Aug 2022 21:03 WIB

Gubernur Sumbar dan Wamentan Harvick Bahas Peluang Hilirisasi Sorgum di Sumbar

Indonesia ketergantungan terhadap impor gandum dan jagung sebagai sumber pangan

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait hilirisasi tanaman Sorgum, Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, bersama Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, membahas peluang tanaman sorgum sebagai komoditas pengganti gandum di Sumatera Barat.
Foto: istimewa
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait hilirisasi tanaman Sorgum, Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, bersama Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, membahas peluang tanaman sorgum sebagai komoditas pengganti gandum di Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAR--Sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait hilirisasi tanaman Sorgum, Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, bersama Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, membahas peluang tanaman sorgum sebagai komoditas pengganti gandum di Sumatera Barat.

Diketahui saat ini, Indonesia ketergantungan terhadap impor gandum dan jagung sebagai sumber pangan. Sorgum juga akan dicanangkan sebagai alternatif pengganti nasi. Upaya penanaman sorgum tersebut dilakukan Indonesia dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia.

Baca Juga

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, mengatakan, sorgum bisa menjadi alternatif pangan utama serta menguntungkan. Apalagi, sorgum memiliki tingkat produktivitas sekitar 5 ton per hektar per musim.

“Kementerian Pertanian mendukung penuh upaya-upaya yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, salah satunya dengan pengembangan pangan alternatif seperti sorgum,” ujarnya saat bertemu dengan Gubernur Sumbar di ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Jumat (12/8/2022).

Hal tersebut sangat didukung oleh Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, ia menceritakan saat Rapat Koordinasi Gubernur Se-sumatera yang dilaksanakan bulan juli yang lalu juga membahas terkait ketahanan pangan di Pulau Sumatera dan daerah pertanian lainnya yang  memiliki surplus padi serta hasil-hasil pertanian lainnya.

“Apalagi saat merebaknya kasus Covid-19 tahun lalu, hal tersebut sangat berdampak pada ketahanan pangan di Sumbar. Hilirisasi sorgum merupakan langkah yang solutif, saat ini saatnya kita bangkit dari keterpurukan akibat Covid-19,” ujar gubernur.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sub Koordinator Jagung dan Serelia Lain Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Sri Gamela. Ia mengatakan tanaman Sorgum daerah kritis dapat tumbuh lebih kuat daripada jagung.  “Tanaman sorgum merupakan peluang Indonesia untuk mengekspor tanaman tersebut ke luar negeri, karena negara seperti Filipina banyak impor ke negara luar,” katanya. 

Turut hadir mendampingi Gubernur, Wakil Bupati Pasaman, Sabar AS, Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumbar, Syafrizal, serta perwakilan dari Kabupaten Limapuluh Kota.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement