Ahad 14 Aug 2022 18:47 WIB

Cara Warga Malang Rayakan Kemeriahan Kemerdekaan RI ke-77

Pelonggaran pembatasan aktivitas membuat warga lebih leluasa merakayan HUT RI ke-77

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Suasana kemeriahan perayaan peringatan kemerdekaan HUT ke-77 RI di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Perayaan kali ini dianggap lebih meriah dibandingkan pada 2021 dan 2021.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Suasana kemeriahan perayaan peringatan kemerdekaan HUT ke-77 RI di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Perayaan kali ini dianggap lebih meriah dibandingkan pada 2021 dan 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pandemi Covid-19 memang belum usai seutuhnya di dunia termasuk Indonesia. Namun aturan pembatasan yang berlaku tidak seketat peringatan kemerdekaan RI pada 2021 dan 2020 lalu.

Saat ini sejumlah masyarakat mulai berani menyemarakan perayaan kemerdekaan RI secara terbuka. Bahkan, kemeriahannya terasa lebih kuat dibandingkan tahun-tahun lalu. Hal inilah yang terlihat jelas di salah satu wilayah Perumahan Panorama Garden, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).

Baca Juga

Panitia Peringatan Kemerdekaan RI, Pramudya mengaku bersyukur bisa merayakan peringatan kemerdekaan bersama warga setempat. Pelonggaran pembatasan aktivitas warga membuatnya dan warga bisa leluasa melaksanakan perayaan kemerdekaan. "Alhamdulillah kita sebagai warga negara Indonesia sudah bisa memperingati dan merayakan HUT ke-77 RI," kata pria berusia 33 tahun tersebut, Ahad (14/8/2022).

Pramudya juga mengucapkan berterima kasih untuk warga karena sudah berpartisipasi dan meramaikan berbagai perlombaan yang telah dipersiapkan. Bahkan, sebagian besar warganya juga turut mempersiapkan kegiatan tersebut selama satu bulan terakhir.

Ada pun lomba-lomba yang diadakan pihaknya tidak hanya ditunjukkan untuk anak-anak tetapi juga kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak. Rincian lomba yang diikuti peserta, yakni makan kerupuk, memindahkan kelereng dengan sendok, bakiak, memukul balon yang berisi air, memasukkan paku ke dalam botol dan sejumlah kuis lainnya.

Pramudya mengaku sengaja tidak melaksanakan lomba balap karung yang menjadi bagian khas perayaan kemerdekaan RI. Pasalnya, pihaknya terkendala waktu karena sebagian besar masyarakat termasuk ibu-ibunya memiliki pekerjaan di luar rumah. Oleh karena itu, panitia khawatir mengganggu jam kerja masyarakat.

Di samping lomba-lomba tersebut, pihaknya juga melaksanakan kegiatan Jalan Sehat pada pagi hari. Selain bertujuan menyehatkan tubuh, acara ini juga untuk menguatkan kebersamaan di antara warga. Pada perayaan ini, peserta diminta menggunakan baju seunik mungkin agar mendapatkan hadiah.

Selanjutnya, panitia juga akan mengadakan selamatan pada malam 17 Agustus. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan doa dan keselamatan bagi para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan RI. 

Pramudya berharap perayaan kemerdekaan RI bisa lebih meriah dan ramai pada tahun mendatang. "Dapat lebih meningkatkan semangat bagi pemuda, terutama itu. Kemudian mampu menumbuhkan kecintaan generasi penerus semakin cinta dan bangga berbangsa Indonesia," kata dia menambahkan.

Sambutan yang baik dalam merayakan kemerdekaan RI juga ditunjukkan oleh salah satu peserta Alexander. Pria berusia delapan tahun ini mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan perlombaan. Hal ini karena dia bisa bertemu dengan banyak orang kembali dan mendapatkan hadiah.

Alexander berharap kegiatan perlombaan peringatan kemerdekaan RI bisa lebih meriah lagi pada tahun mendatang. Bahkan, dia ingin jenis perlombaan yang diadakan diperbanyak lagi. "Aku mau lomba meniup balon karena aku suka balon," jelasnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement