Kamis 18 Aug 2022 05:27 WIB

Anak-Anak di AS Mulai Pergi ke Sekolah tanpa Masker

Anak-anak AS yang pergi sekolah tanpa masker dianggap menjadi sejarah baru.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Anak-anak AS yang pergi sekolah tanpa masker dianggap menjadi sejarah baru.
Foto: EPA-EFE / NEIL HALL
Anak-anak AS yang pergi sekolah tanpa masker dianggap menjadi sejarah baru.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Anak-anak di AS telah memulai ajaran baru sekaligus kembali bersekolah tanpa harus memakai masker atau mandate terkait Covid-19 lainnya. Ini menjadi sejarah baru, setelah lebih dari dua tahun aktivitas belajar-mengajar dibatasi karena pandemi.

Pada awal tahun ajaran baru pada 2021, sekitar 75 persen sekolah AS mewajibkan penggunaan masker untuk siswa atau guru. Sekarang, hanya segelintir sekolah yang membutuhkan masker.

Baca Juga

Namun bagi banyak orang, bayang-bayang pandemi Covid-19 tetap ada. Itu terutama berlaku di Kalifornia, di mana sekolah menerapkan beberapa kebijakan Covid-19 yang paling ketat. Negara bagian ini juga termasuk yang terakhir membuka kembali sekolahnya.

Los Angeles Unified School District (LAUSD), yang memulai tahun ajaran baru pada Senin (15/8), hampir menerapkan kembali mandat masker tetapi akhirnya dibatalkan. Beberapa orang tua yang berbicara dengan Fox News mengatakan, mereka lega mandat masker dibatalkan meski tak memungkiri dampak Covid-19 selama dua tahun terakhir masih ada.

"Mengisolasi anak-anak, terutama di Los Angeles, secara sosial, akademis, dan emosional dari teman sebayanya memiliki efek merugikan, seperti yang baru mulai kita rasakan," kata Daniella Bloom, orang tua dari anak yang bersekolah di daerah Los Angeles, seperti dilansir dari Fox News, Rabu (17/8/2022).

Bloom mengatakan, anak-anak yang tertutup dan mungkin rentan terhadap kecemasan telah menggunakan masker sebagai cara untuk bersembunyi dari dunia. Masker, kata dia, membuat mereka sangat nyaman untuk tidak eksis ke dunia.

Orang tua lain, Kristina Irvin, mengatakan putra sulungnya, yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama saat Covid-19 melanda, berubah dari siswa yang tidak memiliki motivasi belajar.

“Biasanya dia mendapat nilai A, sekarang F. Dua tahun waktu yang hilang. Dia benar-benar tidak peduli dengan belajar. Dia akan menunjukkan kepada saya di video zoom, para guru mengajar sambil memakan spageti, guru lain sambil mengganti popok bayi, begitulah. Jadi, belajar virtual sangat tidak kondusif,” kata Irvin.

Penurunan kesejahteraan dan kesehatan mental anak-anak tecermin dalam penelitian terbaru. Menurut survei terbaru dari Public Policy Institute California, lebih dari empat dari 10 orang tua mengatakan anak-anak mereka tertinggal secara akademis.

Sementara itu, pendaftaran Kalifornia telah menurun tajam sebagian karena karantina Covid-19. LAUSD, misalnya, mengatakan tidak dapat menjelaskan sebanyak 20 ribu siswa yang hilang dari daftarnya.

Untuk saat ini, banyak anak-anak dan orang tua tampaknya merasa lega bahwa masker tidak lagi diperlukan. Orang tua lain yang berbasis di wilayah LA yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan dia berharap sekolah mulai berbuat lebih banyak untuk membangun dan menciptakan komunitas.

"Saya pikir banyak orang tua yang akan sangat mendukung dan melakukan segala hal membantu mengembalikan rasa kebersamaan itu dan melakukan lebih banyak hal untuk membuat anak-anak bersosialisasi, karena saya pikir itu juga akan membantu mereka dalam hal akademik dan perkembangan anak,” kata dia.

Dia melihat perbedaan besar dalam kesejahteraan anak-anaknya ketika sekolah-sekolah Los Angeles menghapus persyaratan masker di musim semi.

Kristina Irvin, yang mencalonkan diri sebagai senator dari Kalifornia, berharap tahun depan persyaratan masker bisa dihapuskan di seluruh AS meskipun sikap kehati-hatian harus tetap ada. Dia memperkirakan, ada tekanan balik yang signifikan jika sekolah mencoba mengembalikan kebijakan Covid-19 seperti masker atau tes Covid-19 harian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement