Rabu 21 Sep 2022 19:12 WIB

Pengunjuk Rasa Lebanon Tuntut Pembebasan Warga yang Rampok Bank

Warga Lebanon memprotes tabungan mereka yang dibekukan paksa oleh pemerintah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Lebanon berjaga di luar salah satu cabang Blom Bank di Beirut, Lebanon, 14 September 2022. Pengunjuk Rasa Lebanon Tuntut Pembebasan Warga yang Rampok Bank
Foto: REUTERS/Mohamed Azakir
Tentara Lebanon berjaga di luar salah satu cabang Blom Bank di Beirut, Lebanon, 14 September 2022. Pengunjuk Rasa Lebanon Tuntut Pembebasan Warga yang Rampok Bank

IHRAM.CO.ID, BEIRUT -- Rakyat Lebanon menggelar unjuk rasa pada Senin (19/9/2022) yang berujung bentrok dengan pasukan keamanan di luar gedung Kementerian Kehakiman di Beirut. Unjuk rasa tersebut menuntut pembebasan dua orang yang ditangkap pada pekan lalu karena melakukan perampokan bank.

 

Baca Juga

Bentrokan itu terjadi ketika delegasi dari Dana Moneter Internasional mengadakan pertemuan di Beirut dengan para pejabat, mengenai krisis ekonomi negara itu dan langkah-langkah terbatas yang diambil oleh pemerintah untuk menarik vkeluar dari krisis ekonomi terburuk. Krisis ini disebabkan oleh korupsi yang mengakar dan salah urus selama beberapa dekade.

Pemerintah Lebanon telah melaksanakan beberapa tuntutan IMF dari kesepakatan tingkat staf yang dicapai dengan IMF pada April lalu. Ini mencantumkan lima pilar utama yang harus dilaksanakan, termasuk restrukturisasi sektor keuangan, pelaksanaan reformasi fiskal, usulan restrukturisasi utang publik eksternal, upaya anti korupsi dan anti pencucian uang.

 

Perjanjian tersebut juga menuntut agar 14 bank terbesar di negara itu dijadikan sebagai standar untuk bekerja dalam restrukturisasi sektor ini karena mereka menguasai sekitar 80 persen pasar. Bank-bank kecil yang bermasalah harus diambil alih oleh pemberi pinjaman yang lebih besar.

 

Kemarahan dengan pemberi pinjaman lokal yang telah memaksakan kontrol modal informal termasuk pembatasan penarikan ATM selama hampir tiga tahun telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan beberapa deposan menyerbu cabang bank dan mengambil tabungan mereka yang dibekukan paksa oleh pemerintah.

 

Protes di luar Kementerian Kehakiman menuntut pembebasan Abdul-Rahman Zakariya dan Mohammed Rustom, yang telah ditahan sejak Rabu setelah mereka membobol cabang bank dan membantu seorang penabung mengambil tabungannya yang terperangkap untuk membayar pengobatan kanker saudara perempuannya.

 

Mereka bergabung dengan Sali Hafez, yang menggunakan pistol mainan untuk meminta 13 ribu dolar dari rekening tabungannya yang ditahan. Hafez, yang bersembunyi, mengatakan dia berulang kali mengunjungi bank untuk meminta uangnya dan diberitahu dia hanya bisa menerima 200 dolar sebulan dalam pound Lebanon.

Pada Jumat para deposan, termasuk satu yang bersenjatakan senapan berburu, membobol setidaknya lima bank untuk menuntut tabungan mereka yang terperangkap, jumlah terbesar dari insiden semacam itu dalam satu hari. Bank, dengan alasan masalah keamanan, menutup semua cabang selama tiga hari mulai Senin.

 

Pada satu titik pada Senin, puluhan pengunjuk rasa mencoba menyerbu Kementerian Kehakiman sebelum berhenti setelah mereka melepaskan gerbang logam. Ada kekhawatiran jika kedua pria itu tidak dibebaskan, protes bisa meningkat.

 

Di bagian lain Beirut, pengunjuk rasa menutup sebentar beberapa jalan utama sebagai protes terhadap memburuknya kondisi kehidupan termasuk listrik negara yang hampir tidak ada, jatuhnya pound Lebanon dan meningkatnya kemiskinan yang telah mencapai tiga perempat populasi sejak krisis ekonomi dimulai pada Oktober 2019. Pound Lebanon mencapai posisi terendah baru, 38.600 pound terhadap dolar AS pada Senin (19/9/2022).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement