Selasa 04 Oct 2022 05:23 WIB

Kemenkes ingatkan DBD bisa Serang Usia Dewasa

DBD pada orang dewasa jika tak ditangani cepat bisa bahaya dan menimbulkan kematian

Petugas melakukan fogging atau pengasapan di salah satu rumah warga yang positif kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Desa Lambhuk, Banda Aceh, Aceh, Selasa (30/8/2022). Pemkot Banda Aceh terus melakukan pengasapan di beberapa desa untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sehubungan sejak Januari hingga 25 Agustus 2022 kasus DBD terus bertambah menjadi 136 kasus yang sebagian besar menyerang anak dan empat orang diantaranya meninggal.
Foto: ANTARA/AMPELSA
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di salah satu rumah warga yang positif kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Desa Lambhuk, Banda Aceh, Aceh, Selasa (30/8/2022). Pemkot Banda Aceh terus melakukan pengasapan di beberapa desa untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sehubungan sejak Januari hingga 25 Agustus 2022 kasus DBD terus bertambah menjadi 136 kasus yang sebagian besar menyerang anak dan empat orang diantaranya meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD tidak hanya menyerang usia anak-anak namun juga usia dewasa, terutama pada musim hujan.

"Harapannya, masyarakat dengan musim penghujan ini mewaspadai demam berdarah yang mengintai kita. DBD tidak hanya pada anak anak, orang dewasa juga ya dan kalau tidak cepat (mengobati) bisa berbahaya dan menimbulkan kematian juga," katanya dalam acara Siaran Sehat yang disiarkan secara daring, Senin.

Baca Juga

Syahril menuturkan DBD sudah menjadi endemi di Indonesia dan kerap muncul pada saat musim hujan. Ia mengingatkan agar masyarakat memahami fase pelana kuda, yakni fase dimana penderita DBD akan mengalami demam tinggi selama tiga hari dan kemudian demam mengalami penurunan di hari keempat.

Namun, penurunan suhu tersebut kerap disalahartikan bahwa demam telah sembuh. Padahal faktanya, fase tersebut merupakan fase yang harus paling diwaspadai karena pembuluh darah mulai melebar.

"Bukan berarti turun, panasnya sembuh tapi justru di sana perlu ada kehati-hatian. Turun berarti masuk fase kedua dimana pembuluh darah mulai melebar," ucapnya.

Pelebaran pembuluh darah tersebut, lanjut Syahril, sering ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah di tubuh, ruam, bahkan hingga pendarahan seperti mimisan. Setelah fase kedua berlangsung selama 2-3 hari, kemudian akan diikuti oleh kenaikan suhu tubuh kembali yang menjadi tanda-tanda kesembuhan.

"Tanda-tanda ini perlu diwaspadai oleh kita semua. Banyak orang tua yang tidak begitu paham dengan tanda-tanda pelana kuda. Begitu anaknya tidak demam lagi dikira sudah sembuh, padahal itu masa-masa kritis dimana anak itu harus mendapatkan pertolongan," ujar dia.

Guna mencegah penyakit DBD, Syahril mengingatkan masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus, yakni Menguras tempat-tempat penampungan air, Menutup rapat semua tempat penampungan air dan Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis. Kemudian Plus dengan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement