Jumat 07 Oct 2022 19:20 WIB

Transaksi Tol Non Tunai Nirsentuh akan Diuji Coba Akhir Tahun

Pengguna tol akan melakukan transaksi pembayaran di ponsel.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan untuk memulai uji coba teknologi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) pada akhir tahun ini.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan untuk memulai uji coba teknologi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) pada akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan untuk memulai uji coba teknologi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF) pada akhir tahun ini. "Kita harapkan teknologi ini bisa mulai dilakukan uji coba pada akhir tahun ini," ujar Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Kementerian PUPR Galuh Permana Waluyo dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Galuh juga menambahkan bahwa Kementerian PUPR akan melakukan sejumlah uji coba, sebelum akhirnya akan meluncurkan teknologi tersebut kepada masyarakat untuk digunakan transaksinya. Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses pembayaran tol tanpa berhenti. MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna tol melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone.

Baca Juga

Manfaat penerapan teknologi MLFF, antara lain dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol karena tidak terjadi antrean kendaraan, mengurangi polusi dan emisi karbon. Kemudian mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka opsi seluruh instrumen pembayaran, serta efisiensi biaya operasional pengumpulan tol oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan jaminan BUJT tetap menerima 100 persen pendapatan tol.

BPJT Kementerian PUPR mengungkapkan bahwa Bank Dunia mencatat ada kerugian sekitar 4 miliar dolar AS per tahun akibat kemacetan atau jika terjadi kemacetan di jalan tol kerugian tercatat sekitar 300 juta dolar AS.

"Hal ini tentunya berpengaruh pada produktifitas di Indonesia karena banyak hal-hal yang terhambat," kata Galuh.

Sebelumnya, Kepala BPJT PUPR Danang Parikesit mengungkapkan terdapat rencana uji coba sistem ini yang akan dilaksanakan pada Desember 2022. Pemberlakuan penuh MLFF akan dilaksanakan pada tahun 2023 atau 2024 setelah melalui serangkaian uji coba dan masa transisi, yang artinya implementasi MLFF tidak akan secara serentak dilakukan pada seluruh ruas jalan tol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement