Ahad 27 Nov 2022 02:35 WIB

Buruh Amazon Protes dan Mogok Kerja pada Black Friday

Aksi protes ini direncanakan di lebih dari 30 negara, termasuk Amerika Serikat

Rep: Muhyiddin/ Red: Friska Yolandha
Pekerja di pusat pemenuhan Amazon STL8 keluar dari pekerjaan untuk menuntut kondisi yang lebih baik pada hari Jumat 25 November 2022 di St. Peters, Mo
Foto: Tim Vizer/AP Images for Missouri Workers Cent
Pekerja di pusat pemenuhan Amazon STL8 keluar dari pekerjaan untuk menuntut kondisi yang lebih baik pada hari Jumat 25 November 2022 di St. Peters, Mo

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Buruh platform Amazon di Jerman dan Prancis melakukan mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah dan kondisi kerja yang lebih baik. Mogok kerja ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Black Friday, yaitu hari belanja nasional yang jatuh di Hari Jumat keempat November, di mana para retailer memberi diskon besar-besaran.

Inisiatif Make Amazon Pay, yang menyerukan pemogokan, mengatakan aksi protes ini direncanakan di lebih dari 30 negara, termasuk Amerika Serikat (AS). Di Jerman sendiri telah terjadi demonstrasi di sembilan dari 20 gudang Amazon di negara tersebut. Serikat pekerja SUD dan CGT Prancis juga menyerukan aksi mogok di delapan gudang.

Baca Juga

Kendati demikian, pada Jumat (25/11/2022) pagi, pihak Amazon mengatakan sebagian besar karyawannya di Jerman masih bekerja seperti biasa. Amazon Prancis juga mengatakan, sejauh ini tidak ada tanda-tanda gangguan pada operasi perusahaan.

Serikat Verdi, yang menyerukan pemogokan di Jerman, menuntut perusahaan mengakui perjanjian kerja bersama untuk sektor perdagangan eceran dan pesanan lewat pos. Itu juga menyerukan kesepakatan bersama lebih lanjut tentang kesejahteraan pekerja. Satu juru bicara Verdi mencatat bahwa karyawan gudang dapat berjalan 15-20 kilometer (9,3-12,4 mil) per hari di tempat kerja.

Sementara itu, serikat pekerja Prancis menyerukan bonus tunai yang lebih tinggi untuk periode sebelum Natal, di mana karyawan di gudang diminta melakukan banyak kerja lembur.

“Sebagai pemberi kerja, Amazon menawarkan gaji, tunjangan, dan peluang pengembangan yang besar, semuanya dalam lingkungan kerja yang menarik dan aman,” kata juru bicara Amazon di Jerman dalam sebuah pernyataan.

Misalnya, juru bicara Amazon menunjuk pada kenaikan upah untuk karyawan logistik Amazon di Jerman mulai September, dengan upah awal sekarang sebesar 13 euro atau sekitar Rp 200 ribu per jam, termasuk pembayaran bonus.

Amazon Jerman menembahkan, upah rata-rata setelah dua tahun bekerja adalah lebih dari 35.000 euro (Rp 572 juta) kotor per tahun. Itu sudah termasuk tambahan seperti subsidi untuk transportasi umum dan rencana pensiun perusahaan.

Pekerja di sebuah gudang di kota barat Koblenz terlihat berdiri di luar dekat spanduk merah-putih bertuliskan “Kami mogok” dalam bahasa Jerman, Prancis, dan Inggris. “Dengan gaji kecil yang Anda peroleh, Anda tidak bisa lagi hidup di masa-masa ini,” kata seorang pekerja dan ayah tiga anak.

Di Jerman, inflasi saat ini berada pada tingkat tertinggi dalam beberapa dekade di atas 10 persen. Seorang juru bicara Verdi di Koblenz menyebut kenaikan upah baru-baru ini hanya “setetes dalam ember”, yakni sebesar 3 persen.

Seorang juru bicara Amazon di Prancis mengatakan bahwa semua karyawan gudang yang berpenghasilan kurang dari 3.100 euro per bulan akan menerima bonus satu kali sebesar 500 euro, di atas bonus akhir tahun sebesar 150 euro yang disepakati dengan serikat pekerja.

Sementara itu, serikat SUD Prancis meminta bonus Black Friday sebesar 1.000 euro, dua kali lipat dari pembayaran yang ditawarkan oleh Amazon, serta bonus 150 euro per akhir pekan yang dikerjakan pada kuartal keempat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement