Ahad 27 Nov 2022 22:40 WIB

Industrial Vocational Year 2023 Dorong Pelatihan Vokasi Berbasis Teknologi

Penyelenggaraan kegiatan ini telah melibatkan 144 perusahaan industri.

Salah satu sudut pameran teknologi di Industrial Vocational Week (IVW) 2022.
Foto: Dok. Kemenperin
Salah satu sudut pameran teknologi di Industrial Vocational Week (IVW) 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan sektor industri di Indonesia dan penyediaan tenaga kerja industri yang adaptif terhadap perkembangan teknologi industri terus dilakukan. “Kementerian Perindustrian, menyadari bahwa penyediaan SDM kompeten merupakan bagian investasi pengembangan industri. Upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dilansir dari Antara, Ahad (27/11/2022).

Dalam pelaksanaannya, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis teknologi sebagai salah satu strategi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri di era digitalisasi industri 4.0.

Pada pekan keempat bulan November 2022 ini, BPSDMI menggelar Industrial Vocational Week (IVW) 2022 yang merupakan serangkaian kegiatan bersama mitra industri dan mitra pembangunan dari dalam dan luar negeri dalam rangka mensosialisasikan kegiatan pengembangan SDM Industri melalui program vokasi industri.

Baca Juga

Penyelenggaraan kegiatan ini telah melibatkan 144 perusahaan industri, 127 peserta dari KADIN, KADINDA, dan para mitra, serta 947 dari SMK dan politeknik secara offline, online, dan hybrid dengan total sebanyak 1730 peserta.

Kegiatan yang berjalan selama empat hari dari tanggal 21 hingga 24 November 2022 ini kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Launching of Industrial Vocational Year (IVY) 2023 sebagai puncak acara  berlokasi di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta yang dibuka oleh Kepala BPSDMI Arus Gunawan.

Arus menyampaikan bahwa keberhasilan program pendidikan dan pelatihan vokasi adalah karena terjalinnya kemitraan antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri yang mengurangi permasalahan mismatch supply dan demand penyediaan SDM industri.

”BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan program-program memiliki best practice kemitraan yang link and match antara dunia pendidikan dan dunia Industri sehingga mismatch supply dan demand di unit pendidikan dan pelatihan industri tidak terjadi,” kata Arus.

Berdasarkan data proyeksi Kementerian Perindustrian, kebutuhan SDM industri setiap tahunnya kini mencapai 682.000 orang, sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia masih sangat sedikit.

Hal ini memicu Kemenperin untuk melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan vokasi nasional melalui pendidikan vokasi berupa SMK, Politeknik, Akademi Komunitas, penyelenggaraan diklat 3-in-1, program setara diploma satu, serta penguatan revitalisasi Link and Match SMK dan industri guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut.

“Kami juga tidak segan belajar dari negara-negara sahabat yang berhasil mengelola pendidikan vokasi yang baik dan terbangun sehingga kami juga mendapatkan best practice nya,” kata dia menambahkan.

Serangkaian kegiatan yang dilakukan ini merupakan hasil kolaborasi BPSDMI Kemenperin dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, KADIN Indonesia, TVET System Reform (TSR) GIZ, S4C Swisscontact, Prospera, dan Axioo.

Sekretaris Negara dan Direktur Ketenagakerjaan Swiss Boris Zürcher mengatakan bahwa Swiss telah berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan keterampilan yang menjadi prioritas utama untuk program kerja sama Swiss selama 50 tahun.

“Kami sangat bangga untuk melanjutkan kolaborasi ini melalui Kerja Sama Ekonomi dan Program Pembangunan Swiss dengan Indonesia. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan yang sukses ini dengan Indonesia, khususnya Kementerian Perindustrian,” ujar Boris.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel mengungkapkan bahwa Pemerintah Jerman selama ini telah memberikan dukungan kepada Indonesia dalam menerapkan peraturan dan strategi TVET nasional yang mencakup reformasi yang signifikan serta untuk memastikan penerapan pendekatan berbasis permintaan.

“Inilah salah satu faktor kunci keberhasilan visi Indonesia di balik reformasi TVET. Platform yang diluncurkan hari ini juga penting untuk menyoroti peran penting sektor swasta dalam pengembangan sumber daya manusia dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas,” kata Ina.

Mengusung tema sentral “Sosialisasi Implementasi Program Vokasi Industri Kementerian Perindustrian yang Berorientasi pada Digitalisasi dan Penggunaan Teknologi Berkolaborasi dengan Mitra dalam dan Luar Negeri dalam Menyiapkan SDM Industri Unggul dan Siap Kerja”, konsep penyelenggaraan acara peluncuran IVY 2023 ini menerapkan prinsip “paperless” dan online registration sebagai wujud komitmen BPSDMI dan unit pendidikannya dalam menggunakan teknologi dan praktik-praktik ramah lingkungan.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Restu Yuni Widayati memaparkan bahwa BPSDMI sudah menginisiasi penggunaan teknologi 4.0 sejak diluncurkannya program Making Indonesia 4.0 dengan menerapkan kurikulum 4.0 hingga assessment TVET 4.0-nya.

“Kemitraan dengan industri menjadi faktor kunci suksesnya penyelenggaraan program vokasi industri. BPSDMI secara konsisten memfasilitasi industri untuk berperan aktif mendukung program vokasi di Indonesia yang ditunjukkan melalui pemanfaatan Super Tax Deduction,” pungkas Restu.

Pada acara peluncuran IVY 2023 ini, Kemenperin juga menganugerahkan tiga penghargaan, meliputi Sarana Penelitian Industri Terapan (SPIRIT) dan Assessment TVET 4.0 bagi unit pendidikan Kemenperin serta Best Practice Pengembangan Vokasi Indonesia bagi mitra industri yang telah mendukung dan mengimplementasikan kegiatan vokasi industri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement