Senin 28 Nov 2022 23:20 WIB

Dituduh Israel Sakiti Warganya, Remaja Palestina Ditangkap tanpa Bukti

Israel melakukan penahanan terhadap sejumlah warga Palestina tanpa bukti

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
 Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pengadilan Israel mengeluarkan putusan membebaskan Shadi Khoury setelah enam pekan ditahan di Penjara Damon, selatan Haifa. 

Namun, pengadilan memutuskan untuk tetap menahan remaja berusia 16 tahun itu di dalam tahanan rumah selama menunggu proses persidangan. 

Baca Juga

Ahad (27/11/2022), pengadilan Israel juga telah memerintahkan pembebasan bersyarat untuk dua anak di bawah umur tetapi tetap menahan tiga anak di bawah umur. 

Bulan lalu polisi Israel menggerebek rumah Khoury, dan beberapa remaja laki-laki usia 14-16 tahun. Polisi Israel mencurigai mereka menyebabkan gangguan dan berusaha menyakiti warga Israel di Beit Hanina di Yerusalem Timur yang diduduki. 

Para remaja itu pun menghadapi dakwaan di bawah 'klausul teror', yang bisa menjatuhkan hukuman berat ke mereka. 

Khoury dan lainnya diinterogasi oleh polisi tanpa kehadiran orang tua atau pengacara mereka, bertentangan dengan aturan. 

Menurut konselor yang menangani kasus tersebut, mereka bahkan memperoleh pengakuan dari beberapa anak di bawah umur. 

Khoury sekarang menghadapi dakwaan karena menyebabkan gangguan dan memukul kendaraan seorang Israel. Khoury dengan tegas membantah tuduhan itu. 

"Shadi tidak mengakui apapun," kata Rania Elias, ibu Shadi, kepada The New Arab. "Jaksa bersikeras tidak mengirim anak-anak itu ke tahanan rumah."

Petugas interogasi Israel sering mengabaikan aturan yang dirancang untuk melindungi anak di bawah umur dengan memberi tahu hakim bahwa kehadiran pihak ketiga, seperti orang tua atau pengacara, dapat menghambat jalannya interogasi. Konselor mengatakan, polisi Israel memukuli anak-anak yang terlibat dalam kasus ini selama tahap penangkapan dan di dalam kantor polisi.

Baru-baru ini, Pengadilan di Be'er Shiva (Be'ir al-Sabae) memperpanjang kurungan isolasi tahanan Palestina berusia 20 tahun bernama Ahmed Manasra dengan tambahan empat bulan berdasarkan bukti rahasia, pusat hukum untuk hak minoritas Arab di Israel, Adalah.

Akibatnya, Manasra mengalami gangguan jiwa. Dokter telah memperingatkan bahwa mengurung seseorang dengan kondisi kesehatan mental di sel isolasi dapat memperburuk situasinya. 

Manasra menjalani hukuman penjara sembilan setengah tahun setelah dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan pada 2014 pada usia 13 tahun.

Sementara itu Kantor kejaksaan Israel berdalih bahwa isolasi diperlukan untuk memastikan keamanan Manasra dan tahanan lainnya dan untuk menjaga ketertiban dan disiplin di penjara. 

Lembaga hukum Adalah menegaskan bahwa menahan Manasra di sel isolasi sama dengan penyiksaan.

Sumber: https://www.newarab.com/news/palestinian-prisoner-shadi-khoury-stay-under-house-arrest

 

(Umar Mukhtar)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement