Sabtu 03 Dec 2022 09:40 WIB

Anak-Anak Muslim Rohingya Temukan Penyembuhan Melalui Seni

Proyek ini menawarkan penyembuhan mental melalui terapi seni.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak Muslim Rohingya menggambar mural di dinding di pulau Bhasan Char, Bangladesh, 8 November 2022. Anak-Anak Muslim Rohingya Temukan Penyembuhan Melalui Seni
Foto: UNHCR
Anak-anak Muslim Rohingya menggambar mural di dinding di pulau Bhasan Char, Bangladesh, 8 November 2022. Anak-Anak Muslim Rohingya Temukan Penyembuhan Melalui Seni

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Keluarga Sona Maher berupaya lolos dari penumpasan militer di Myanmar dan tiba di Bangladesh hanya dengan pakaian yang mereka kenakan. Gambaran darah dan kehancuran yang terjadi masih mereka coba lupakan hingga kali ini.

Maher, anak berusia 14 tahun itu, merupakan satu dari lebih dari satu juta Muslim Rohingya yang pada 2017 melarikan diri dari penganiayaan, pemerkosaan, dan kematian di tangan tentara Myanmar. Sebagian besar dari mereka menemukan keamanan di negara tetangga Bangladesh, yang bagian tenggaranya telah menjadi permukiman pengungsi terbesar di dunia.

Baca Juga

Awalnya, ia menetap di kamp-kamp kumuh Cox's Bazar. Namun, tahun lalu ia dan keluarga bergabung dengan kelompok yang terdiri dari hampir 30 ribu Rohingya, yang dipindahkan oleh otoritas Bangladesh ke Bhasan Char, sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala.

Sebelum dan ketika relokasi dimulai, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan kelompok hak asasi mengkritik proyek tersebut atas dasar keamanan dan kelayakan huni Bhasan Char, karena rentan terhadap cuaca buruk dan banjir. Tapi, lokasi itu juga menjadi tempat Maher dan anak-anak lain menemukan penghiburan, tenggelam dalam dunia seni.

“Saya menyaksikan kekejaman militer Myanmar di lingkungan saya di Rakhine. Rumah-rumah dibakar, orang-orang dibunuh secara brutal di sekitar saya,” katanya, dikutip oleh Arab News, Sabtu (3/12/2022).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement