Sabtu 03 Dec 2022 12:42 WIB

Raih Penghargaan WHO di 7th Asia Pacific Summit of Mayors, Ini Kata Bupati Klungkung

WHO membesut World No Tobacco Day Award.

Bupati Klungkung Suwirta (tengah) saat menerima penghargaan World No Tobaco Day Award dari WHO,  Sanur, 1 Desember 2022
Foto: Dok. Web
Bupati Klungkung Suwirta (tengah) saat menerima penghargaan World No Tobaco Day Award dari WHO, Sanur, 1 Desember 2022

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menerima penghargaan World No Tobacco Day Award dari World Health Organization (WHO) pada acara 7th Asia Pacific Summit of Mayors di Prime Plaza Hotel Sanur Bali pada 1 – 3 Desember 2022. 7th Asia Pacific Summit of Mayors sendiri merupakan acara yang diselenggarakan oleh organisasi bernama Asia Pacific Cities Alliance for Health and Development (APCAT).

Ada 29 orang dari seluruh dunia yang menerima penghargaan tersebut dan I Nyoman Suwirta menjadi satu satunya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menerima penghargaan atas kontribusinya dalam upaya menangkal bahaya rokok. Penghargaan diserahkan oleh Lubna Bhatti selaku Kepala Noncommunicable Diseases and Healthier Population WHO Indonesia.

Baca Juga

“Bupati Suwirta layak mendapatkan penghargaan ini karena berkat kepemimpinannya yang luar biasa dalam mewujudkan pelarangan menyeluruh terhadap iklan dan promosi rokok dan tembakau, termasuk upayanya dalam melindungi kesehatan masyarakat dari industri tembakau atau rokok di Klungkung,” kata Lubna Bhatti saat memberikan sambutan.

Ditemui di tempat yang sama, Bupati Suwirta mengucapkan rasa syukur atas terpilihnya sebagai penerima World No Tobacco Day (WNTD) Award 2022. 

“Penghargaan yang diraih ini bukan semata – mata peran saya sendiri sebagai kepala daerah melainkan peran semua masyarakat Klungkung yang mendukung program kawasan tanpa rokok. Keberhasilan ini karena dari komitmen kami bukan sebatas diranah peraturan daerah, tapi karena memang kami implementasikan di tengah masyarakat,” papar Bupati Suwirta.

APCAT merupakan Konferensi Aliansi kota Asia Pasifik untuk pengendalian dampak negatif dari industri tembakau dan pencegahan penyakit tidak menular. APCAT dihadiri ratusan delegasi berbagai negara dan kabupaten kota se-Indonesia ini berkomitmen menciptakan generasi bebas tembakau dan kegiatan menarik untuk mencegah efek negatif.

“APCAT bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, swasta, lembaga swadaya dan komunitas di masyarakat yang memiliki visi yang sama. Setiap daerah di negara Asia Pasifik memiliki isu pengendalian tembakau tersendiri. Di Klungkung sendiri saya ingin menciptakan kota bebas asap rokok, melarang iklan rokok, advokasi meningkatkan cukai,” ujar Suwirta.

Pemerintah sendiri memang tengah gesit mereduksi dampak rokok. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024. 

Kenaikan pada golongan sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek pangan (SKP) berbeda sesuai dengan golongan 

“Rata-rata 10 persen, nanti akan ditunjukkan dengan SKM I dan II yang nanti rata-rata meningkat antara 11,5 hingga 11,75 (persen), SPM I dan SPM II naik di 12 hingga 11 persen, sedangkan SKP I, II, dan III naik 5 persen,” kata Sri Mulyani dilansir dari Antara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement