Sabtu 03 Dec 2022 18:39 WIB

Mukhtamar PPNA ke-XIV Dorong Kemajuan Peran Perempuan demi Kuatkan Peradaban 

Mukhtamar mengusung tema ‘Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban’

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Ratusan peserta Mukhtamar XIV Nasyiatul Aisyiyah mulai memadati Balai Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (3/12/2022).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Ratusan peserta Mukhtamar XIV Nasyiatul Aisyiyah mulai memadati Balai Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (3/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) menggelar Muktamar ke-XIV di Pusat Busada Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, mulai dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan, Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna dan sejumlah petinggi PP Muhammadiyah seperti Buya Anwar Abbas, Dadang Kahmad, Hilman Latief, dan lainnya. 

Mukhtamar yang mengusung tema ‘Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban’ ini menghadirkan ribuan peserta dan pimpinan Nasyiatul Aisyiyah dari seluruh wilayah di Indonesia. Ketua Umum PPNA Diyah Puspitarini mengatakan, mukhtamar ke-14 ini sejatinya akan digelar pada 2020, tertunda karena kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung pulih.  

Baca Juga

Dia mengatakan, dipilihnya tema ‘Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban’ dalam mukhtamar kali ini adalah untuk mengingatkan kembali pentingnya perempuan dalam memajukan dan penguatkan peradaban. Karena perempuan merupakan sentral dari lahirnya generasi baru, dan melalui perempuan pula kemana arah peradaban akan bermuara. 

“Maka dari itu, perempuan dan peradaban tidak dapat dipisahkan,” ujar Diyah saat menyampaikan sambutan di hadapan ribuan peserta Mukhtamar ke-XIV PPNA, Sabtu (3/12/2022). 

Kata ‘Memajukan Perempuan’ kata dia, bukan berarti menganggap perempuan sebagai kaum keterbelakangan atau tertinggal. Namun, meski saat ini sudah tersediah banyak ruang aspirasi bagi perempuan, masih ada aspek yang perlu disoroti, seperti kurang optimalnya jaminan hak perempuan, angka kekerasan pada perempuan yang masih tinggi, dan masih banyaknya perempuan yang di-PHK dan disunat haknya, jelas Diyah.

“Nasyiatul Aisyiyah akan terus mendorong agar para perempuan dapat memiliki peran strategis di berbagai bidang,” ujarnya.  

Dia mengatakan, dipilihnya Bandung sebagai lokasi pelaksanaan mukhtamar, karena Bandung memiliki kenangan yang penting bagi sepak terjang PPNA yang kini berusia hampir satu abad. Pada 1965 silam, tepatnya saat pelaksanaan Kongres Muhammadiyah ke-26, Bandung juga menjadi tuan rumah dan menjadi tempat diresmikannya NA sebagai organisasi otonom. Diperkirakan ada sekitar 3.000 peserta yang meramaikan perhelatan Mukhtamar tahun ini. 

Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat, Dewi Mulyani menyebutkan bahwa selaku ruan rumah, panitia sudah melaksanakan segala sesuatu secara optimal. Dia berharap, seluruh peserta dapat bergembira begitu tiba di Bandung dan begitu pula saat kembali ke kampung halaman. 

Dewi juga berharap bahwa Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah dapat menghasilkan keputusan strategis yang membawa perempuan di Indonesia sebagai prempuan tangguh dan mengokohkan peradaban di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement