Jumat 27 Jan 2023 02:21 WIB

Terpisah sejak Bayi, Pria ini tak Sangka Punya Saudara Kembar, Ini Kisahnya

Dua orang kembar ini menangis dan berpelukan penuh bahagia.

Tak menyangka punya saudara kembar
Foto: Twitter
Tak menyangka punya saudara kembar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang pria membuat konten tentang perjalanan hidupnya. Perawakannya tinggi, berambut pirang, beralis tebal, berhidung mancung, seperti paras orang Barat. Dia menceritakan perjalanan hidupnya, berikut ini melalui potongan-potongan kertas karton.

Pada mulanya dia hanya mengetahui dirinya tumbuh seorang diri, dibesarkan dalam keluarga yang bahagia tanpa saudara. Hanya seorang anak. Begitu ceritanya.

Lambat laun dia tumbuh menjadi dewasa. Karena pikiran dewasa meniscayakan ekspolorasi, maka dia menjelajahi apa yang ada di sekitarnya , termasuk dunia digital, media social Facebook. Dia menggunakan platform digital itu.

Hari demi hari dia memanfaatkan komunikasi melalui media sosial tersebut. Hingga suatu ketika, ada orang yang men-tag foto penampilan dirinya. Awalnya dia tak mempermasalahkan itu. Sekilas dia melihat foto itu dan oke saja. 

 

Namun, lambat laun dia perhatikan detil foto itu. Suasana, orang di dalamnya, dan segala apa yang berkaitan dengan foto tersebut. Dari situ dia berkesimpulan. “Itu diri saya…tapi ternyata bukan. It was not me. Ini adalah orang yang mirip saya,” kata si pria itu.

Dia kemudian melakukan komunikasi jalur pribadi. Ini adalah masa yang berat, penantian berbulan-bulan dalam kesunyian. Sampai akhirnya muncullah respons.

Kedua orang ini sepakat untuk bertemu di New York. Pria satu lagi setuju untuk bertemu. Dia mengendarai mobilnya dari Idaho menuju New York, membelah 2,453 mill yang ditempuh selama 38 jam.

Tangisan pecah saat hendak bertemu di sebuah daerah dekat perairan. Dan ketika bertemu, mereka berpelukan. Ternyata mereka adalah saudara kembar yang terpisahkan sejak lahir. “Ini adalah pengalaman paling monumental dalam hidup saya,” kata pria itu.

Tak dijelaskan siapa nama mereka berdua dan bagaimana kehidupan mereka setelah itu. Ada yang bilang keduanya hidup bahagia dan bersama.

Pengguna media sosial menilai ini adalah konten digital yang sangat inspiratif, konten yang sangat bernilai positif di tengah melimpahnya konten-konten tak bermanfaat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement