Ahad 29 Jan 2023 16:45 WIB

Pembiayaan Syariah di Sulsel Tumbuh Lebih Tinggi Dibandingkan Konvensional

Perkembangan perbankan di Sulsel hingga Desember 2022 tumbuh positif.

Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman mengatakan, perkembangan perbankan di Sulsel pada Desember 2022 tumbuh positif dengan nominal mencapai Rp 174,54 triliun.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman mengatakan, perkembangan perbankan di Sulsel pada Desember 2022 tumbuh positif dengan nominal mencapai Rp 174,54 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman mengatakan, perkembangan perbankan di Sulsel pada Desember 2022 tumbuh positif dengan nominal mencapai Rp 174,54 triliun.

"Pertumbuhan 6,19 persen itu ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman," kata Darwisman di Makassar, Sabtu (28/1/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, total aset perbankan di Sulsel itu pada posisi Desember 2022 tumbuh 6,19 persen. Sementara dari total aset perbankan Sulsel pada posisi akhir Desember 2022 mencapai Rp 174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp 171,37 triliun dan aset BPR Rp 3,16 triliun.

Sementara berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp 161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp 12,71 triliun. Menurut Darwisman, kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 119,08 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,51 persen.

Membaiknya sektor perbankan, juga memicu industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 9,58 persen yoy dengan nominal Rp12,71 triliun dan pertumbuhan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan dua digit sebesar 16,59 persen yoy menjadi Rp 10,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,94 persen (yoy).

Sedang penghimpunan (DPK) perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,09 persen yoy dengan nominal Rp8,60 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,02 persen yoy dengan nominal Rp108,40 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement