Selasa 31 Jan 2023 00:03 WIB

PT Pupuk Indonesia Percayakan KBF Program Ketahanan Pangan di Papua

Isu ketahanan pangan menjadi isu mendasar dalam peningkatan IPM di sebuah provinsi.

Program ketahanan pangan kolaborasi PT Pupuk Indonesia dan Kitong Bisa Foundation mulai digulirkan di Papua, Sabtu (28/1/2023)
Foto: Istimewa
Program ketahanan pangan kolaborasi PT Pupuk Indonesia dan Kitong Bisa Foundation mulai digulirkan di Papua, Sabtu (28/1/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia mempercayakan Kitong Bisa Foundation (KBF) mengedukasi ketahanan pangan bagi ratusan anak sedikitnya di tiga Kitong Bisa Learning Center (KBLC) yakni Timika, Sorong, dan Yapen sebagai titik awal. Diproyeksikan, ke depannya 300 anak peserta didik KBLC se-Papua menjadi peserta program kolaborasi tersebut. 

Direktur Marketing PT Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan, program ketahanan pangan sebagai bagian peneguhan posisi BUMN tersebut sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Asia, sehingga berkorelasi dengan isu ketahanan pangan global yang saat ini tengah jadi sorotan.

Menurut dia, ketahanan pangan terwujud antara lain dengan terpenuhinya kebutuhan pertanian baik pada pelaku sektor pangan, perkebunan, dan holtikultura. “Kami memproduksi beragam jenis pupuk seperti urea, NPK, SP36, ZA yang dibutuhkan sektor pertanian, PT Pupuk juga memproduksi dan memasarkan produk-produk petrokimia seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan banyak lagi,” katanya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (30/1/2023)

PT Pupuk juga memiliki 10 anak perusahaan di seluruh Indonesia guna memenuhi kebutuhan urea dan amoniak untuk pasar internasional. Selain itu, Pupuk Indonesia Group juga bergerak di bidang EPC, logistik, utilitas, perdagangan dan bisnis pangan.

Gusrizal mengatakan, kegiatan bersama KBF itu juga relevan dengan lima pilar strategis antara lain fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku, serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.

Risa Maulegi Suryana, Program Pendidikan KBF, mengatakan, program akan melibatkan 12 tenaga pengajar dan seratusan siswa dari tiga KBLC serta pihak eksternal yang melatih yakni Aulia Rahman dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia serta Lina Shabrina (konselor gizi). 

Pada pembukaan kemarin, kata dia, anak-anak ikut aktif dalam simulasi penanaman sayuran bayam, tomat, selada, pakcoy, dan seterusnya. Mereka bersemangat dari mulai mengenali benih, menggali tanah, menyiapkan campuran tanah dengan ampas padi, hingga menanamnya. 

“Selain itu, anak didik kami juga akan ikut kegiatan pemberian makanan ke warga belajar dengan konsep Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Kemudian ada edukasi terkait gizi anak serta praktik timbang untuk anak di KBLC,” ujarnya. 

Billy Mambrasar, Staff Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Pembangunan Daerah Terluar, mengungkapkan, apresiasinya kepada PT Pupuk Indonesia dan KBF yang memiliki kepedulian pada sektor ketahanan pangan yang tengah memiliki isu global. 

“Kami apresiasi seluruh pihak atas keterlibatan dalam acara ini. PT Pupuk Indonesia telah nyata membangun Indonesia Timur serta KBF terus menjadi mitra resmi pembangunan Bappenas. Dengan kegiatan ini, KBF makin siap jadi mitra pembangunan Indonesia bidang pangan dan lingkungan hidup,” katanya. 

Jouhannes FH Faidiban, CEO KBF, mengatakan, pihaknya bangga atas kepercayaan dari salah satu BUMN terbaik di tanah air tersebut, sehingga mendorong keteguhan pihaknya yang sudah belasan tahun menggeluti pendidikan non formal di Papua. 

Saat ini, kata dia, KBLC selain punya 9 KBLC di Papua, juga satu lokasi di Jakarta setelah KBF pertama didirikan tahun 2009 lalu. Selain itu, KBF saat ini pun menjadi mitra pemerintah dalam percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat.

“Isu ketahanan pangan menjadi isu mendasar dalam peningkatan IPM di sebuah provinsi, dengan salah satu indikator IPM adalah kesehatan. Tanpa ketahanan pangan terutama untuk anak-anak usia sekolah, maka timbul berbagai permasalahan seperti stunting dan gizi buruk yang menghambat proses pendidikan,” katanya. 

Karena itu, sambung Annes, sapaannya, pihaknya berterima kasih dengan kepedulian PT Pupuk untuk isu ketahanan pangan, dan berharap kerjasama terus berlanjut seiring KBF semakin bertumbuh dan memperluas wilayah jangkauan. 

“Kemitraan KBF dan PT Pupuk Indonesia akan terus diperluas guna menciptakan dampak lebih luas dan turut serta membangun negeri, terima kasih,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement