Selasa 07 Feb 2023 12:52 WIB

Bencana di DIY Didominasi oleh Gempa tak Terasa dan Hidrometeorologi

Pada 2022 tercatat 1.817 kejadian kebencanaan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gempa Bumi - Ilustrasi
Foto: EPA/NESTOR BACHMANN
Gempa Bumi - Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat adanya tren peningkatan kejadian kebencanaan di DIY selama tahun 2022. Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, pada 2022 tercatat 1.817 kejadian kebencanaan.

Jumlah kejadian kebencanaan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di DIY. Pada 2020, pihaknya mencatat sebanyak 1.058 kejadian dan pada 2021 tercatat sebanyak 958 kejadian kebencanaan di DIY.

"Kejadian kebencanaan yang terjadi di 2022 yang tercatat belum termasuk laporan kejadian lainnya, seperti laka sungai, bunuh diri, dan lainnya yang dilaporkan ke Pusdalops BPBD DIY," kata Biwara di Kantor BPBD DIY, Yogyakarta, Selasa (7/2/2023).

Biwara menjelaskan, kejadian kebencanaan selama 2022 di DIY didominasi oleh gempa yang tidak terasa dan bencana hidrometeorologi. Untuk gempa tidak terasa tercatat sebanyak 762 kejadian, dan bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor sebanyak 707 kejadian.

 

Kejadian tanah longsor tersebut, terbanyak terjadi di Kulon Progo dengan jumlah 454 kali. "Sebaran kejadian bencana secara umum selama tahun 2022, terbanyak di Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah 1.364 kejadian," ujar Biwara.

Selain itu, kejadian angin kencang juga tercatat sebanyak 147 kejadian. Pihaknya mencatat bahwa kejadian angin kencang terbanyak di DIY terjadi di kabupaten Sleman.

Selain bencana hidrometeorologi, juga ada kejadian kebakaran sebanyak 113 kejadian selama 2022 di DIY. Kejadian kebakaran terbanyak tercatat di Kabupaten Sleman dengan jumlah 28 kejadian.

"Untuk kejadian banjir menjadi urutan keempat selama tahun 2022 sebanyak 70 kali, dengan kejadian banjir terbanyak terjadi di Kabupaten Kulon Progo yakni 31 kejadian," jelasnya.

Tidak hanya itu, Biwara juga menuturkan bahwa pihaknya juga mencatat dampak dari kejadian bencana selama 2022 di DIY. Dampak yang ditimbulkan diantaranya ada 2.347 rumah rusak, 1.054 pohon tumbang, 532 infrastruktur rusak, 417 bangunan tergenang.

Selain itu, juga dilaporkan 276 jaringan listrik, telepon, dan internet rusak. Termasuk 148 tempat usaha, 126 kendaraan, 91 fasilitas umum, 77 kandang ternak terdampak selama kejadian kebencanaan yang terjadi di 2022.

Untuk korban, setidaknya 6.624 jiwa terdampak bencana yang terdiri dari 64 luka-luka, 66 meninggal dunia, dan 699 mengungsi. "Nilai kerusakan fisik mencapai kurang lebih Rp 266.735.898.000," 0tambah Biwara.

Dari data kejadian kebencanaan dan dampak yang terjadi di DIY, dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan kebijakan penanggulangan bencana kedepannya. BPBD DIY bersama BPBD kabupaten/kota, dan pihak swasta, lanjut Biwara, telah berupaya dalam pengurangan risiko bencana.

Seperti membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana), Kalurahan/ Kelurahan Tangguh Bencana (Kaltana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di seluruh DIY. Hingga 2022, sebanyak 326 Destana dan Kaltana sudah terbentuk, sedangkan untuk SPAB telah terbentuk sebanyak 201 sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement