Sabtu 08 Apr 2023 13:05 WIB

Aktivis Kyrgyzstan Lawan Polusi dengan Daur Ulang Sampah Garmen 

Seniman memanfaatkan teknik menjahit tambal sulam yang disebut kurak untuk daur ulang

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seniman Kyrgyz Kurak (perca Kirgistan) Cholpon Alamanova (kanan) membuat selimut Kurak selama proyek lingkungan di Bishkek, Kyrgyzstan, 06 November 2021
Foto: EPA-EFE/IGOR KOVALENKO
Seniman Kyrgyz Kurak (perca Kirgistan) Cholpon Alamanova (kanan) membuat selimut Kurak selama proyek lingkungan di Bishkek, Kyrgyzstan, 06 November 2021

REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK -- Seorang aktivis lingkungan Kyrgyzstan telah menemukan cara untuk memerangi asap beracun yang mencekik kotanya. Dia benar-benar mengubah sampah menjadi harta karun dengan menjahit pakaian dari limbah yang seharusnya dibakar di tempat pembuangan sampah atau kompor rumahan.

Garmen adalah industri utama di negara Asia Tengah berpenduduk tujuh juta jiwa itu. Namun produsen sering membuang bahan bekas di tempat pembuangan sampah di luar ibu kota Bishkek untuk dibakar atau dipungut untuk memanaskan rumah penduduk.

Baca Juga

Asap itu membuat udara semakin beracun di Bishkek yang sudah menjadi salah satu kota paling tercemar di dunia. Kondisi udah yang tercemar ini berkat penggunaan batu bara yang meluas.

Tapi seniman Cholpon Alamanova menemukan solusi yang memanfaatkan teknik menjahit tambal sulam tradisional yang disebut kurak. Teknik ini digunakan untuk mendaur ulang limbah tekstil menjadi selimut, pakaian, dan aksesori warna-warni.

Dengan melakukan itu, bengkel Alamanova telah menjadi bagian dari tren "sampah" global. Tren ini mempromosikan penggunaan elemen daur ulang, bekas, dibuang, dan digunakan kembali untuk membuat garmen, perhiasan, dan karya seni.

Tugas tersebut menimbulkan perasaan hangat yang memotivasi Alamanova untuk terus melakukannya. Upaya itu juha sambil membantu melestarikan tradisi.

"Setiap barang yang kami buat bersama siswa memberikan perasaan yang sangat menyenangkan bahwa setidaknya untuk hal kecil, kami telah membuat Kyrgyzstan lebih bersih, dan membantu menjaga kemurnian udara, air, dan tanahnya," kata Alamanova. 

Tim Alamanova telah berkembang menjadi lebih dari 80 perempuan berusia antara 25 dan 79 tahun. Mereka telah memproses 300 kg kain dalam beberapa bulan dan mendapatkan  pujian publik karena melawan polusi sambil mempopulerkan kurak.

Karya Alamanova dan murid-muridnya  dipajang di sebuah pertunjukan seni di negara tetangga Kazakhstan bulan lalu. Hasil tangan mereka telah menginspirasi perempuan di sana  untuk mengikutinya, dengan salah satu murid bersumpah untuk memulai proyek serupa di Astana.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement