Kamis 04 May 2023 17:36 WIB

Dua Mahasiswi di Sudan Asal Cirebon Kembali ke Tanah Air

Salah satu mahasiswa itu masih menjalani karantina di Jakarta.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Mahasiwa Indonesia yang dievakuasi dari Sudan bertemu dengan keluarga mereka.
Foto: EPAEPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Mahasiwa Indonesia yang dievakuasi dari Sudan bertemu dengan keluarga mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dua orang mahasiswi asal Kabupaten Cirebon yang sedang menimba ilmu di Sudan, dipastikan sudah kembali ke Tanah Air. Namun, salah satunya masih menjalani karantina di Jakarta.

Subkor Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri dan Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Danial El Amin, menjelaskan, kedua mahasiswi itu dipulangkan oleh pemerintah Indonesia sekitar akhir bulan lalu. Keduanya bernama Atika Maula (23 tahun) dan Ismiatul Muawiyah (22).

Danial mengatakan, penyintas konflik Sudan atas nama Atika Maula (23) bahkan telah berkumpul kembali dengan keluarganya di Desa Sindangmekar, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

Sedangkan Ismiatul Muawiyah (22), lanjut Danial, berdasarkan laporan yang diterimanya hingga kini masih harus menjalani karantina di Jakarta. Pasalnya, kondisi kesehatannya kurang fit.

Namun, Danial mengaku, belum mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai lamanya karantina yang harus dijalani oleh Ismiatul. ‘’Dari Pusat menyampaikan akan memberi informasi lebih lanjut jika Ismiatul Muawiyah sudah dalam kondisi fit dan diizinkan pulang ke kampung halamannya,’’ kata Danial, saat ditemui di Kantor Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Pekerja Migran Indonesia (PMI) Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Kamis (4/5/2023).

Danial menjelaskan, secara umum kondisi kedua mahasiswi tersebut dalam kondisi baik, meski salah satunya masih menjalani karantina di Jakarta.

Danial menambahkan, selain kedua mahasiswi tersebut, pihaknya belum mengetahui apakah masih ada warga Kabupaten Cirebon lainnya yang menjadi penyintas konflik Sudan. Pihaknya masih menunggu kabar terbaru dari Kementerian Luar Negeri RI mengenai hal tersebut.

‘’Sejauh ini, kami baru mendapatkan informasi dua warga Kabupaten Cirebon itu. Semoga tidak ada lagi,’’ tukas Danial. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement